Jakarta - Masih ada anggapan kalau kapasitas mesin (CC) besar, akan boros konsumsi bahan bakar. Benarkah demikian? Secara logika memang tidak disalahkan. Sebab dengan CC besar, berarti diameter dari piston juga lebih besar atau lengkah piston panjang. Menjadikan mesin memiliki daya isap campuran bahan bakar dan udara juga lebih besar.
"Tapi, tingkat konsumsi bahan bakar tidak hanya ditentukan oleh kapasitas mesin saja. Saat ini, belum tentu mesin dengan kapasitasnya kecil lebih irit dibanding mesin kapasitas besar. Bisa jadi justru kebalikannya," sebut Iwan Abdurahman, Kepala Bengkel Toyota Sunter, Jakut.
Kapasitas Mesin
Beberapa test OTOMOTIF menunjukkan kalau kapasitas mesin besar belum tentu lebih boros dibanding saudaranya dengan mesin kecil. Seperti All New Toyota Avanza 1.3 G A/T, konsumsi dalam kota 1 liter untuk 8,9 kilometer. Bandingkan dengan All New Toyota Avanza 1.5 S A/T dalam kota bisa 9,8 kilometer.
Demikian juga luar kota. Grand Toyota Altis 1.8 A/T konsumsi luar kota 1 liter hanya untuk 11,4 kilometer, sementara dengan mesin 2.0 A/T mampu sampai 13,8 kilometer.
Power to Weight Ratio
Menurutnya, paling tidak ada empat hal yang menyumbang tingkat konsumsi bahan bakar. Perbandingan antara beban dan tenaga (power to weight ratio) menjadi hal yang harus diperhatikan.
Ilustrasinya, Toyota Land Cruiser yang diberi mesin Toyota Avanza. Yang akan terjadi, konsumsi bensinnya akan jadi sangat boros. "Sebab, pengendara harus menginjak pedal gas lebih dalam untuk menjalankan mobil," terangnya.
Lalu bagaimana memilihnya? Contoh, mobil A bobotnya 1 ton dengan tenaga 150 dk. Sementara mobil B bobotnya hanya 800 kg, namun dengan tenaga 90 dk. Pada mobil A, untuk setiap 1 dk berarti membawa beban 0,15 kg, sedangkan B membawa beban 0,11 kg. Berarti beban mesin untuk menggerakan mobil lebih enteng ada di B.
Desain Piston
Desain dari mesin itu sendiri memiliki pengaruh terhadap konsumsi bahan bakar. Kebanyakan tipe mesin sekarang long stroke, yakni diameter piston lebih kecil dibanding langkah piston. Mesin ini memiliki torsi yang besar sehingga cocok untuk kepadatan lalu lintas.
Diameter dan langkah dari piston ini sangat berkaitan dengan torsi mesin. Nah, semakin cepat mesin mendapat torsi maksimal, maka konsumsi bahan bakar juga jadi irit.
Beberapa kali OTOMOTIF melakukan test drive, mobil dengan kapasitas mesin besar memperoleh torsi justru di putaran lebih rendah. Seperti Mazda CX-5, yang berkapasitas 2.500 cc, torsinya di putaran 3.250 rpm, sementara yang 2.000 cc ada di 4.000 rpm.
Teknologi Pendukung
Teknologi mesin yang diusung juga mampu menjawab tantangan kapasitas mesin besar. Saat ini hadir dual VVT-i dan juga Valvematic yang dimiliki oleh Toyota. Pada dual VVT-i pembukaan waktu katup yang diatur bisa pada sisi intake dan exhaust. Sedangkan VVT-i hanya mengatur intake saja.
Sedangkan pada Valvematic lebih canggih lagi. Saat ini hanya ada di Toyota Nav-1. Bukan saja waktu yang diatur namun juga ketinggian pembukaan katup, bervariasi mulai 1-11 mm.
Saat mesin idle, mungkin hanya terbuka 1 mm, sementara ketika kencang bisa 11 mm, memungkinkan udara masuk lebih banyak. Dengan teknologi ini, konsumsi bahan bakar bisa lebih efisien di segala putaran mesin. • (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR