Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Indikator ECO, Patuh Pangkal Hemat

Dimas Pradopo - Jumat, 5 Desember 2014 | 17:10 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Jakarta - Berkendara untuk mendapat konsumsi bahan bakar yang efisien, sangat bergantung pada gaya ‘nyupir' pengemudi. Namun belakangan ini, teknologi mobil itu sendiri juga memiliki peran penting. Seperti adanya ECO Indicator.

"Jika mematuhinya, secara data akan menghasilkan penghematan 10-20%," sebut Arifani Perbowo, Product General Manager PT Kia Mobil Indonesia.

Sampai saat ini ada tiga macam ECO Indicator yang diadopsi oleh pabrikan. Model mematikan mesin, sistem tombol dan juga indikator yang berada di dasbor.

Sistem mematikan mesin (gbr.1), akan aktif saat berada di lampu merah atau kemacetan. Ketika mobil berhenti dan pedal rem diinjak penuh, maka secara otomatis mesin akan mati. Untuk menghidupkannya kembali tinggal angkat kaki dari pedal rem, maka seketika itu mesin akan aktif kembali.

ECO indikator paling banyak dipakai yakni sistem tombol (gbr.2). "Kalau di Kia, semua mobil transmisi otomatis menggunakan sistem tombol," tambahnya.
No caption
No credit
No caption

Dengan menekan tombol ECO, maka akan ada perintah kepada ECU mesin dan juga body control module (BCM) . ECU akan diperintahkan menjalankan sistem yang hemat bahan bakar, seperti pengaturan suplai bahan bakar, udara dan proses perpindahan transmisi. Aktifnya ECO ini perpindahan gigi akan berada di sekitar 1.500-3.000 rpm tergantung dari terknologi dan kapasitas mesin.

Sementara itu BCM sendiri akan mengontrol segala kelistrikan yang ada untuk menghemat konsumsi bahan bakar. Seperti dari AC dan juga lampu-lampu yang ada. "Lampu akan maksimal jika putaran mesin tinggi. Padahal putaran mesin sering juga di bawah 2.000. Nah BCM ini akan mengumpulkan arus saat putaran mesin tinggi untuk digunakan saat putaran mesin rendah. Sehingga semua tetap maksimal. Kita tidak pernah tahu kapan BCM ini bekerja," tambah pria berkacamata ini. Hal serupa juga terjadi di AC, hanya saja yang diatur aliran refrigerant.

Model lainnya indikator yang ada di dasbor. Ada berbagai model penerapannya. Pada Honda, akan menyala warna hijau pada sekeliling penunjuk kecepatan untuk menunjukkan pengendaraan sudah efisien.

Berbeda lagi dengan yang diterapkan oleh Suzuki pada Karimun Wagon R. Dinamakan gear shift indicator. Tanda panah (naik dan turun) (gbr.3) akan menyala hijau untuk memberitahu pengendara harus melakukan perpindahan gigi.
No caption
No credit
No caption

Biasanya berada di sekitar 2.000 rpm. Bagi yang tidak biasa, akan terasa kagok karena tenaga mesin seperti kurang untuk melaju, terutama saat di jalan menanjak. Selain Suzuki, Kia Morning juga menerapkan hal ini (gbr.4).

Sementara Datsun Go Panca dan Go+ Panca menerapkan hal yang berbeda. Shift indicator ini berada tepat di bawah penunjuk kecepatan. Dinotasikan dengan angka-angka untuk perpindahan transmisi.

Bagi pemilik yang sudah ada ECO indicator ini, sebaiknya dipatuhi penggunaannya karena sangat bermanfaat. • (otomotifnet.com)

Editor : Dimas Pradopo

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa