Percuma saja ikut antre berlama-lama di SPBU supaya masih ikut merasakan harga Premium lama tapi perilaku terhadap mobil tidak berubah. Ada begitu banyak hal di mobil yang dianggap sepele oleh pengendara namun memiliki dampak pada konsumsi bahan bakar.
Celakanya, para pengendara ini tidak sadar secara langsung jika komponen-komponen tersebut turut ‘menyedot' bahan bakar Premium. Masih untung jika ikut terbakar di dalam mesin, lah ini terbuang percuma. Hal ini dikarenakan kurang pahamnya pengendara terhadap komponen yang ada.
Seperti apa saja hal yang harus diperhatikan supaya konsumsi bahan bakar tetap efisien? OTOMOTIF menurunkan tiga hal sepele dan paling banyak ditemukan yang berkorelasi dengan konsumsi bahan bakar.
Pada pilar terdapat stiker kotak. Ini bukan hiasan, tapi wajib dibaca karena tertera tekanan angin ban mobil yang direkomendasi oleh pabrikan mobil. Ikuti aturan tersebut.
Jangan pernah membiarkan mobil berjalan dalam keadaan ban kurang angin. "Kalau tekanan kurang, rolling resistant jadi besar dan menghambat. Area kontak ban dengan aspal juga semakin besar yang berarti membutuhkan tenaga mesin lebih besar untuk menggerakannya," jelas Zulpata Zainal, Senior Evaluator PT Bridgestone Tyre Indonesia.
Ban yang tekanan angin kurang juga memiliki defleksi sidewall yang besar. Sehingga terlalu banyak pergerakan di ban yang berakibat pada konsumsi bahan bakar.
OTOMOTIF pernah melakukan test terhadap tekanan angin ban. Ketika itu menggunakan Mitsubishi Kuda berkapasitas 1.600 cc. Hasil test, saat dengan tekanan ideal sebesar 35 Psi diperoleh data 1 liter bahan bakar bisa menempuh 12,1 km. Ketika dibuat gembos, 25 Psi, hasilnya jauh berkurang.
Saat itu 1 liter bahan bakar cuma menempuh 9,3 km. Pengetesan dengan kecepatan konstan. Perbedaannya 2,8 km. Ingat itu untuk 1 liter ya. Jika dikalikan dengan 50 liter tentu akan semakin jauh jaraknya.
Penggunaan pelek besar jelas membutuhkan ban yang juga besar. Ini membuat area kontak ban dengan aspal semakin besar. Efeknya mesin lebih bekerja keras menggerakkan mobil, yang juga berarti butuh pasokan bahan bakar lebih banyak.
Sebaiknya pelek-pelek besar memang tidak diusah dipakai jika masih memikirkan konsumsi bahan bakar. Tapi kalau mau lebih tampil gaya harus terima dengan konsekuensi konsumsi bahan bakar.
OTOMOTIF juga pernah melakukan test terhadap lingkar roda yang besar ini. Menggunakan Suzuki APV dengan roda standar berukuran 15 inci, serta aftermarket 17 inci. Secara bobot, masing-masing pelek memiliki perbedaan 3 kg, dengan ring 17 inci lebih berat. Untuk lebar tapak ban, ukuran 17 inci lebih lebar 5 cm dibanding ukuran 15 inci.
Untuk hasil pengetesannya cukup ‘menggembirakan'. Dengan roda standar, 1 liter bahan bakar bisa menempuh 12,5 km, sedangkan sudah ganti pakai 17 inci cukup 10 km saja. Hmmm...lumayan ya.
Rajin Merawat
Kerap diabaikan juga perawatan mobil. Terlebih jika perawatan itu dilakukan sendiri di rumah. Tidak ada salahnya memang, justru baik. Tapi harus benar-benar patuh aturan. Dalam perawatan ini, termasuk didalamnya penggantian oli, juga wajib diperiksa atau ganti saringan udara.
Jika komponen itu dibiarkan kotor maka pasokan udara ke mesin dan ruang bakar menjadi terhambat. Untuk mendapatkan tenaga dan tarikan udara yang sesuai berarti injakan di pedal gas harus ditambah. Ini berkorelasi langsung dengan pasokan bahan bakar yang ada.
Dengan rajin merawat atau mengganti saringan udara, mesin menjadi lebih bersih, tarikan tetap enteng, konsumsi bahan bakar dapat tetap dijaga dan biaya tak terkuras banyak. (otomotifnet.com)
Editor | : | Dimas Pradopo |
KOMENTAR