Sebaliknya, pemilik yang sempat merasakan dinginnya air di dalam kabin, jangan lekas berpuas diri setelah selamat melibas banjir. Perhatikan komponen kelistrikan karena sangat rawan akibat sisa air yang tak bisa hilang 100 persen.
“Kalau ada waktu senggang, ada baiknya melakukan pengecekan ulang pada bagian perangkat yang dilewati listrik,” papar Hakim Buang dari Dimas Motor, spesialis kelistrikan di bilangan Pondok Cabe, Jaksel.
Kenali komponen yang dialiri listrik agar bisa melakukan tindakan preventif maupun repair kalau tak bisa dibilang waterproofing
1). ALTERNATOR
Merupakan sumber dari segala kelistrikan di mobil. Sering disapa generator karena fungsinya mensuplai listrik ke aki. Saat terendam banjir, apalagi dalam kondisi mesin hidup, air sangat mungkin menyusup ke dalam alternator.
Meski tak ada gejala mencurigakan, tak ada salahnya melakukan servis dengan membongkar alternator. Air yang terperangkap di dalam alternator tak bisa hilang tanpa dibongkar.
“Biasanya dioda penyearah yang kerap putus karena efek air tadi,” jelas Supardi dari Cahaya Dinamo di bilangan Kebon Jeruk, Jakbar. Biaya servis sangat bervariasi, tergantung dari jenis alternator. Tetapi ongkos kerja tak lebih dari Rp 300 ribu.
2). ECU
Mobil zaman sekarang yang lazim berpasokan injeksi, pastinya dilengkapi dengan ECU (Electronic Control Unit) yang bertugas mengatur bahan bakar.
Bila sempat terendam, sangat rawan terjadi kerusakan karena ECU berisi komponen kecil seperti IC (integrated circuit). “Tegangan listrik di ECU berkisar 5-7 volt, tetapi kalau sudah korslet bisa merembet kemana-mana,” tutur Hakim Buang, spesialis kelistrikan di bilangan Pondok Cabe, Jaksel.
Mobil dijamin mogok kalau ECU berhenti bekerja. Untuk itu tak ada salahnya membuka ECU untuk memastikan tak ada air yang tertinggal di dalam casing ECU yang terbuat dari pelat logam. Bila perlu lakukan sealing dengan silicon sealant agar semakin kedap air.
3). SOKET
Komponen elektrik di mobil dirancang untuk knock-down. Makanya penghubung setiap komponen berakhir dengan soket yang berisi rangkaian terminal.
Meski dianggap sepele oleh sebagian pemilik mobil, soket juga berpotensi menyimpan sisa air dan bisa menjadi penghantar listrik. Sebab, tak jarang setiap soket berisi sepasang kabel negatif dan positif.
Lakukan pemeriksaan terhadap soket dan terminal dengan membuka setiap sambungan satu persatu. Keringkan dengan lap atau semprot dengan angin (udara bertekanan) kompresor. Kabel terbakar paling sering bermula dari sini.
4). SEKRING
Rangkaian kabel yang menghubungkan ke setiap komponen listrik akan diproteksi oleh pabrikan agar tak terjadi korsleting. Itu sebabnya dibuatkan boks sekring.
Kotak plastik yang berisi deretan sekring ini berfungsi untuk menangkal listrik yang nyasar dan menyebabkan korsleting. Tetapi, kalau air sudah menyusup dan menghubungkan setiap kaki sekering, bisa runyam.
Gunakan angin bertekanan dari kompresor untuk mengahalau air yang tertinggal di kotak sekring. Khsusnya yang berada di rumah sekring alias tempat kaki sekring menancap. Sekaligus memastikan tak ada sekring yang kendur atau beroksidasi.
5). KOMPRESOR AC
Perangkat pompa yang digerakkan oleh puli mesin ini bertugas memompa refrigerant untuk menghasilkan hawa dingin alias air conditioner.
Meski bekerja secara mekanis, puli kompresor memiliki switch magnet untuk mengaktifkan AC. Saat mobil banjir-banjiran, puli kompresor ini bisa saja terkontaminasi air.
Jadi jangan heran bila beberapa hari kemudian setelah melibas banjir, AC tidak mau hidup lantaran magnetic switch bungkam. Lakukan pengecekan ke bengkel AC langganan untuk memastikan switch dalam kondisi normal dan masih layak pakai.
6). RELAY
Selain kabel, soket dan sekering, ada lagi peranti kelistrikan yang biasa disebut relay. Berfungsi sebagai switch untuk listrik berarus besar seperti dinamo starter atau lampu utama.
Mobil keluaran sekarang lazim dilengkapi dengan boks relay. Bila boks ini sempat terendam air, sangat potensial menampung air dan membuat relay korslet.
Perlakukan sama dengan boks sekring dengan mengeringkan semua penghuni boks menggunakan angin bertekanan. “Kotak relay jadi jalur listrik dengan ampere besar sehingga kalau korslet bisa berbuntut api,” papar Hakim Buang lagi. •
7). KABEL
Penghubung setiap komponen listrik ke sumber listrik lazim menggunakan kabel tembaga atau biasa disebut kabel AWG. Meski tembaga tadi terbungkus oleh rumah kabel dari karet yang solid, bukan berarti aman.
Khsusunya untuk mobil dengan usia pakai cukup lama, rumah kabel kerap getas dan menyisakan celah untuk kemasukan air. Agak sulit untuk mendeteksi kabel karena jumlahnya sangat banyak dan celah terbuka tadi sangat kecil.
Untuk pencegahan preventif bisa semprotkan setiap kabel dan konektor yang ada dengan penetran khusus untuk menghalau air sebagai penghantar listrik.
8). INJEKTOR
Mobil dengan pasokan injeksi pasti memiliki seperangkat nosel penyemprot bahan bakar yang juga diaktifkan lewat listrik. Meski tegangannya kecil (di bawah 12 volt), nosel injektor sangat rawan terkontaminasi air.
Sebab setiap injektor dihubungkan oleh soket yang bisa kemasukan air. Perlakukan sama dengan menyemprotkan setiap soket nosel dengan angin bertekanan untuk menghalau sisa air.
Untuk yang satu ini mungkin agak sulit karena setiap soket memiliki posisi agak nyempil. Bila kurang pede, silakan sambangi bengkel langganan. “Biarkan ahlinya yang menangani,” tutur Taqwa, tuner gaek dari Garden Speed di bilangan Cilandak, Jaksel. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR