EFEK GANGGUAN KONSENTRASI
Penyakit maag dan aktivitas mengemudi memang memiliki kaitan erat. Keduanya bisa saling mempengaruhi. Mengemudi dalam waktu lama, terlebih saat cuaca kurang bersahabat seperti saat ini. Penyakit maag kambuh karena makan terlambat dan kurang teratur, waktu tempuh dan jadwal pengguna jalan makin sulit diprediksi dan panjang, karena macet sehabis hujan.
Lalu bagaimana pengaruh penyakit maag terhadap kemampuan mengemudi? Menurut dr. Zainal Abidin MH.Kes, sakit maag pada dasarnya merupakan jenis penyakit yang diderita dalam jangka waktu lama. Bukan penyakit yang muncul secara tiba-tiba.
Ini berlaku tidak hanya pada penderita maag saja. Semua jenis penyakit, bila gejalanya mulai mengganggu konsentrasi mengemudi bisa jadi potensi bahaya. Selain itu, tidak ada pengaruh langsung penyakit maag yang membuat seseorang dilarang mengemudi.
“Saya belum pernah baca orang sakit maag tidak boleh mengemudi. Kalau orang ngantuk dilarang nyetir, itu sudah pasti. Orang punya sakit maag, tidak boleh nyetir kalau kambuh dan sakitnya sudah tidak tertahankan. Lebih baik minggir daripada membahayakan diri dan orang lain,” lanjutnya.
Pengobatannya pun tidak ada efek samping seperti batuk dan pilek. “Obat batuk dan pilek biasanya mengandung CTM yang bikin ngantuk. Kalau obat maag, tidak ada efek ngantuk, karena hanya untuk menetralkan asam lambung aja,” jelas dr. Zainal. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR