Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Tombol Start/Stop Bikin Kesetrum?, Salah Teknologi atau Badan?

billy - Jumat, 30 November 2012 | 16:02 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Membaca salah satu surat kabar nasional beberapa minggu lalu, salah satu SUV beberapa kali sempat nyetrum. Bahkan, tak hanya pengemudi dan penumpang, petugas pintu tol pun kabarnya sempat merasakan setruman.

Menurut pihak bengkel, sumber setruman tersebut dari tombol starter (Start/Stop Button). Padahal, dari begitu banyak mobil baru yang beredar, banyak juga yang sudah mengaplikasi tombol Start/Stop ini. Masa iya tombol ini berbahaya, salah di teknologi atau apa ya?

"Rasanya, baru kali ini ada listrik kendaraan bisa menyetrum manusia. Walaupun mungkin saja, tapi sangat kasuitis sekali," ujar Taqwa Suryo Swasono, juragan bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel.

Maksudnya, misalkan saja memang ada perangkat kelistrikkan yang bocor. Pastinya, akan ada listrik yang tersebar di bagian kendaraan. Tapi, biasanya listrik ini tak akan langsung menyetrum. Mungkin saja jadi trigger untuk membuat listrik statis pada badan lebih besar. "Medan magnet masing-masing orang juga berbeda-beda, belum tentu semua orang akan merasakan setruman yang sama," papar Teddy Irawan, Vice President Director PT Nissan Motor Indonesia (NMI), APM Nissan di Indonesia.

Seperti telah diulas beberapa minggu lalu (baca: OTOMOTIF 22/XXII), listrik statis pada badan memang sangat bervariasi setiap manusia. Belum lagi, material alias bahan pembungkus jok yang sangat beragam.


Nah, begitu gesekan antara bagian badan seperti punggung sering bergesekkan dengan jok, pastinya akan membuat listrik statis. Semakin sering bergerak, bisa jadi semakin besar listrik statis yang terkumpul.

Belum lagi, kalau ada sumber listrik yang bocor di kendaraan, bisa saja membuat beberapa orang jadi lebih sensitif dengan arus listrik. Akibatnya, potensi merasakan setruman bakal lebih besar.

Tapi balik lagi, bukan listrik yang bocor tersebut yang bikin tersetrum. "Tinggal cek ke bengkel saja kalau memang kurang yakin sama kelistrikkan mobil, ada alat untuk mengukur besaran listrik yang bocor kok," saran Taqwa.

Saat merasa tersetrum, belum tentu juga harus saat kaki menginjak tanah. "Soalnya, kendaraan juga merupakan medan listrik. Terdapat ground dan arus listrik tersendiri," ulas tuner yang rajin terbang layang ini.

Bisa saja karena medan magnet antara penumpang dan pengemudi yang tidak sinkron, akibatnya ketika siku atau bagian tangan berdekatan, pasti terasa sedikit setruman.

Untuk mengurangi potensi listrik statis tersebut, bisa dengan menyentuh beberapa bagian yang terbuat dari logam seperti bodi, sesaat sebelum turun dari kendaraan.

Tapi ingat, kalaupun masih terasa tersetrum, bukan berarti ada masalah pada kendaraan. Dan sangat tidak mungkin berasal dari tombol Star/Stop.
 (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa