Tokyo - Pada 2020, Nissan sudah menerapkan teknologi otonomus (Autonomous) di mana pengemudi saat berkendaraa bisa melapas kedua tangan, pedal gas dan rem. Produsen Jepang lain seperti Toyota, Honda, dan juga dari Eropa dan Amerika gencar melakukan riset dan pengembangannya
Nah, CarInsurance telah melakukan polling terhadap 2.000 pengemudi yang sudah berlisensi. Isinya, seberapa cepat konsumen beradaptasi dengan teknologi tersebut.
Hasilnya, statistik paling menarik dari penelitian adalah bahwa satu dari lima pengemudi (20 persen) bersedia sepenuhnya menyerahkan kemudi (menerima otonomus) jika ada saat ini. Alasan meraka, mobil yang bisa jalan sendiri dapat jalan dengan cara lebih aman dibandingkan manusia (terutama kala pikiran kacau, marah, atau mabuk).
Keuntungan lain (masih menurut pemilih), asuransi mobil bisa drop ketika sudah dipasarkan. Dari peserta polling, 33 persen mengatakan mau membeli mobil otonomus bila harganya turun sampai 80 persen.
Saat diteliti lebih dalam, studi ini menemukan bahwa lebih dari separuh peserta polling lebih percaya diri jika kendaraan otonom dirancang oleh pabrikan. Tapi sebagian besar masih punya keraguan akan teknologi tersebut.
Bahkan tiga perempatnya berani mengklain kalau mereka bisa berkendara lebih hebat dari komputer. Mereka tidak percaya mobil otonom untuk mengantar dan menjenput anak mereka di sekolah. Dan dua pertiganya dari itu mengatakan bahwa komputer tidak memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR