Sayangnya, kendala terjadi di ongkos produksi yang dijamin jauh lebih mahal ketimbang baterai standar berbahan NiMH atau NiCD. Namun kabarnya, empat perusahaan Jepang siap memproduksi massal baterai lithium ion dengan harga yang lebih terjangkau.
Perusahaan tersebut adalah Kureha, Kuraray dan Itochu, serta perusahaan dana investasi swasta, Innovation Network Corporation of Japan. Keempatnya bekerja secara patungan dalam mengembangkan komponen baterai inti berupa elektroda negatif.
Sementara Kureha dan Kuraray telah membentuk proses yang mengubah bahan tanaman menjadi arang untuk digunakan dalam elektroda negatif. Perusahaan tersebut mengklaim jika materi baru dapat meningkatkan daya tahan baterai sebanyak 30 persen dan mempersingkat waktu charging pada EV dan plug-in hybrid.
Kemitraan ini akan menyerap dana sekitar 20 miliar yen untuk membangun pabrik-pabrik, dengan volume produksi akan dimulai di Jepang pada tahun 2014. Baterai produksi Jepang tersebut juga ditargetkan terjual di AS, China serta negara lain setelah mulai produksi dalam negeri.
Selain itu, aliansi ini melihat adanya produsen Jepang lainnya untuk mengembangkan bahan penting lainnya untuk baterai lithium ion. Maklumlah, kemitraan dan penyatuan sumber daya ini dirancang untuk menjaga kepemimpinan Jepang dalam bidang ini, yang berada di bawah ancaman dari saingan Cina dan Korea Selatan. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR