|
OTOMOTIFNET - Sejatinya Okkyanto sama sekali belum pernah ikutan kontes modifikasi car audio. Tapi urusan selera musikalitasnya, enggak bisa diremehkan. Pasalnya pengusaha furniture ini punya talenta kuping emas, yang terindikasi dari hobinya mendengarkan musik-musik bertema audiophile macam jazz.
Kebetulan Ia sudah lama kenal dengan Andreas Abbas Appandi, instalatur profesional rumah audio Wiki Wiki di Gading Kirana Timur, Kelapa Gading, Jakut. Menurut Abbas sapaannya, teman lamanya itu tak banyak maunya. Namun begitu, Okky punya kemampuan berimajinasi soal musik kabin hampir mendekati sempurna.
Makanya saat instalasi, Abbas sangat detail setting sistem tata suara kabin, supaya sound imaging dapat tercipta sempurna di telinga konsumennya itu. "Sistem yang dipakai memadukan digital sound processor dengan passive crossover," kata penyemplak Honda GL Pro Neo Tech ini.
Awalnya OTOMOTIF sempat kaget dengan settingan yang sudah dibenamkan di kabin All New Honda Jazz RS kelir putih mutiara ini. Sebab kebanyakan instalatur yang sudah andalkan prosesor digital, tak lagi memakai passive crossover.
Diameter penampang tweeter dan midrange sudah lebar, menjadikan dispersi nada high hingga mid-high lebih sempurna | Digital processor Audison Bit One 5 ch, dibantu passive crossover standar, cukup mumpuni mendongkrak sound bersistem 3-way termasuk rear speaker dan subwoofer |
Performa CD receiver Alpine CDA-9855 lebih dioptimalkan dengan modul kontrol prosesor Audison | Andalkan passive crossover Eton Car untuk meladeni tweeter, midrange, serta speaker belakang secara bi-amp |
Alasannya cukup rasional, demi menciptakan kesan surround sound optimal, yang memang butuh penambahan rear speaker. Kendalanya, digital processor Audison Bit One cuma dibekali 5 kanal Artinya 4 kanal buat power amplifier ke speaker, dan sisanya untuk power amplifier ke subwoofer. Ini merupakan konsep yang biasa dipakai oleh umumnya instalatur di sini.
Speaker belakang adopsi sistem 2-way, juga dari Eton series |
Tapi lantaran efek surround harus tercipta optimal, harus memasang speaker belakang, untuk menambah sebaran nada di frekuensi high dan mid-high. Artinya 6 kanal output yang seharusnya diperuntukkan buat tweeter, midrange dan mid bass, lantaran pakai sistem 3-way, salah satu mesti dikorbankan buat menyuplai tegangan ke speaker belakang.
Di samping itu, Abbas juga memakai sistem bi-amp untuk tweeter, midrange serta rear speaker. Hal ini untuk memudahkan dalam settingan frekuensi. Tak pelak jika settingan yang dipakai ini, seperti gabungan analog dan digital dalam satu sistem.
Saat sesi tes dengar, efek surround terdengar sempurna, terlebih pada level volume 15 ke atas. Bass juga terdengar pas di kuping, lantaran low pass frequency dipotong mulai 80 Hz ke bawah
Penulis/Foto: Anton / Anton
Editor | : | Editor |
KOMENTAR