Jakarta - Hasil survey Google Inc menyebutkan, segmen MPV masih menjadi favorit dari masyarakat Indonesia. Laporan ini tak mengherankan, sebab segmen ini sudah mulai dikembangkan sejak era 1970-an.
Sama seperti sekarang, dimana segmen MPV dijejali banyak merek dan model, saat pertama kali kelahiran MPV dulu pun seperti itu.
Hampir semua ATPM mencoba mengembangkan mobil MPV, dengan didukung berbagai industri karoseri, sehingga bermunculan mobil-mobil penumpang berbasis kendaraan niaga dalam pasar mobil Indonesia.
Sebut saja misalnya, Toyota Kijang, Daihatsu Zebra, Suzuki Futura, Mitsubishi Kuda, Isuzu Panther. Kendaraan inilah yang kemudian menjadi cikal bakal pengembangan segmen MPV di Indonesia.
Seiring perjalanan waktu, seleksi alam mulai berlaku, sehingga tidak semuanya berhasil memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik. Sedikit yang bisa bertahan, satu diantaranya adalah Toyota Kijang. Bahkan mobil ini mampu tampil sebagai icon kendaraan keluarga Indonesia.
"Kami bersyukur, kerja keras tim Product Planning Toyota bisa menghasilkan mobil yang benar-benar bisa sesuai dengan kebutuhan konsumen dan karakteristik infrastruktur di Indonesia,” kata Marketing Director PT Toyota-Astra Motor (TAM) Rahmat Samulo, ketika berbincang dengan otomotifnet.com hari ini, (11/11).
Ditambahkan Rahmat, pengalaman mengembangan Toyota Kijang menjadi bekal utama Toyota dalam mengembangkan Avanza, yang boleh dikatakan sejak diluncurkan pertama kali pada 2004 bisa memenuhi selera konsumen, sehingga menjadi mobil terlaris di Indonesia sampai sekarang ini.
Tapi persaingan otomotif semakin berat, apalagi di pasar low MPV. Dalam dua tahun terakhir ini saja, tidak kurang dari 4 prinsipal masuk ke segmen pasar ini seperti Suzuki Ertiga, Chevrolet Spin, Mazda VX-1, Honda Mobilio, dan Datsun Go+ dari Nissan.
Namun, duo MPV Toyota, yakni Kijang dan Avanza terus bertahan sampai saat ini.
"Fakta memang menunjukkan, loyalitas konsumen adalah kata kunci untuk memenangkan persaingan pasar. Toyota dari dulu sangat fokus pada pelayanan purna jual dengan membangun interaksi positif di bengkel, dealer resmi dan showroom," tutup Samulo.
Lalu bagaimana ke depan? tergantung seberapa besar kemampuan brand yang baru masuk di pasar Low MPV mampu membangun loyalitas konsumen untuk produk yang baru mereka luncurkan. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR