Selanjutnya, dengan alasan permintaan pasar, akhirnya pada tahun 1977, mulai diproduksi dalam bentuk SKD (Semi Knock Down). Nah, jika Daihatsu Hijet S38 masih mengadopsi desain dari Jepang, pada tahun 1979 dikembangkan model yang dirancang khusus untuk pasar Indonesia. Emblem berganti Hijet 55 Wide dengan kapasitas mesin 550 cc.
Kemudian pada tahun 1983 dihadirkan mesin yang mengadopsi 1000 cc. Model hasil pengembangan ini diberi nama Daihatsu Hijet 1000, yang pada tahun 1986, berganti emblem dari Hijet menjadi Zebra dengan tetap menggunakan mesin 1000 cc. Kemudian minibus itu dikembangkan kembali pada 1990 dengan mesin 1300 cc.
Tidak berhenti sampai di situ, pada tahun 1995, dimunculkan hasil dari penyempurnaan bodi Zebra dan diberi nama Espass.
Sementara itu Zebra pada tahun 2000 kembali digunakan namanya hingga 2007 dengan nama Zebra Master. Kelebihan dari kembalinya Zebra ini ada pada mesin dan penguatan pada struktur bodi.
Sayangnya, baik berstatus baru di zamannya dan kini bisa ditemui di pasar mobkas, namanya masih di bawah bayang-bayang Suzuki Carry. Sama halnya dengan Toyota Kijang, minibus Carry lebih dikenal di berbagai wilayah, termasuk pedesaan. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR