|
“Masih sesuai price list. Kalaupun permintaan tinggi tetapi suplai kurang, kami tidak menaikkan harga, karena pertimbangan utamanya bukan pada kondisi itu, tetapi pada kondisi material,” tuturnya setelah penutupan Rapat Umum Pemegang Saham AI di Hotel Four Seasons, Jakarta, Jumat (6/5).
Hal senada diungkapkan Johnny Darmawan. “Pertimbangan utama dalam menaikkan harga lebih pada seberapa besar kenaikan cost. Misalnya harga baja naik, dan berapa besar yang masih kita (produsen) serap dan seberapa besar daya beli masyarakat. Jadi bukan karena suplainya kurang, permintaan tinggi lantas harga dinaikkan,” tutur direktur AI yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor di acara sama.
Lebih lanjut Prijono Sugiarto mengungkapkan, pada tahun ini akibat tsunami di Jepang Maret lalu, sejumlah produk otomotif terutama mobil yang ditangani anak perusahaan AI akan mengalami penurunan produksi sebesar 15-20%. “Sedangkan untuk sepeda motor, tidak mengalami masalah,” ujarnya.
AI, menangani sejumlah merek otomotif. Untuk mobil, Toyota, Daihatsu, Isuzu, Peugeot, Lexus dan BMW (importir). Lalu, untuk truk di bawah bendera PT Astra Multi Truck Indonesia yang menjual merek UD (Nissan Diesel). Sedangkan untuk roda dua, AI menangani merek Honda. Selain itu, ada juga alat berat di bawah bendera United Tractor. Sedangkan Astra Otopart merupakan anak perusahaan AI yang menangani berbagai macam komponen.
Nah, perihal komponen ini, menurut Johnny Darmawan belum terganggu akibat dampak tsunami. Hal ini terjadi lantaran kebanyakan komponen sudah dibuat di dalam negeri. Sementara komponen yang punya kendala adalah microchip didatangkan dari Jepang. “Pasokan bulan Maret terganggu karena shipping dari Jepang yang mesti diatur ulang.”
Soal onderdil yang diproduksi di dalam negeri, Sudirman MR menjelaskan, “Lokalisasi sudah tinggi, sehingga belum terlalu terpengaruh,” sebut direktur AI yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor di acara sama.
Sementara itu, bila mobil ditengarai bakal terjadi penurunan produksi, tidak demikian dengan sepeda motor. Menurut Johannes Loman, Executive Vice President Director PT Astra Honda Motor, pihaknya justru berniat menaikkan kapasitas produksi pabriknya. “Jika sampai saat ini kapasitas terpasang 3,5 juta unit per tahun, di kuartal 4 akan ditambah 500 ribu unit,” tuturnya.
Walau demikian, produksi sepeda motor sempat mengalami kendala, terutama pasokan elektrikal akibat tsunami. “Namun, hal itu tak menggangu produksi di dalam negeri,” tukas lelaki yang baru ditetapkan sebagai salah satu direktur AI.
Enggak naik harga kan? (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR