Detroit - Takata sang produsen airbag sebenarnya bisa menjadi salah satu pemasok komponen raksasa kalau tidak ada masalah pada produknya. Sayangnya, puluhan juta unit mobil harus ditarik dari pasaran karena airbag buatan Takata bermasalah.
Dilansir Detroit News (22/5), Departemen Perhubungan Amerika Serikat baru saja melipat gandakan jumlah mobil yang harus di-recall di AS, dari tadinya 18 juta unit menjadi 33,8 juta unit. Angka ini disebut-sebut terburuk sepanjang sejarah industri otomotif global.
Seperti dilaporkan National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), Takata menyatakan sepakat untuk melakukan recall besar-besaran, karena airbag Takata bermasalah pada airbag inflator yang masih memakai sistem propellant untuk meniup airbag.
Proppelant ini memakai material yang saat daya tahannya menurun, bisa rapuh dan patah. Inilah yang menjadi biang keladi kematian akibat airbag di beberapa kasus. Karena pengemudi atau penumpang depan bisa terkena 'ledakan' komponen tersebut saat airbag mengembang.
Sayangnya, instansi pemerintahan mengatakan mereka belum menentukan secara tepat apa yang menyebabkan inflators Takata menjadi tak berfungsi. “Pengujian dan penyelidikan oleh Takata, produsen mobil, dan peneliti independen belum menemukan akar penyebab pasti dari kerusakan inflator," kata NHTSA.
Kelembaban lebih, diduga bisa merusak inflators selama periode yang lama sebagai faktor utama malfungsi. Seiring waktu, kelembaban yang menyebabkan perubahan struktur propelan kimia yang terpicu ketika airbag mengembang. Propelan yang berdegradasi menghasilkan tekanan yang menyebabkan inflator pecah dan mengirim pecahan logam ke dalam kabin penumpang yang dapat menyebabkan cedera serius atau kematian.
Takata menyeret sejumlah pabrikan mobil akibat masalah ini, seperti Honda, Toyota, Mitsubishi, Nissan, General Motors, Subaru, Fiat-Chrysler Alliance, juga BMW grup. Semuanya terpaksa harus menarik mobil-mobilnya yang menggunakan airbag Takata bermasalah. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR