Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Perkembangan Esemka, Adopsi Teknologi Proton

Otomotifnet - Selasa, 5 Mei 2015 | 18:05 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

ADOPSI TEKNOLOGI PROTON

Jakarta - Membangun mobil buatan dalam negeri sejujurnya bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bisa dengan membangun dari nol, atau mulai dengan langkah ‘cangkok’ teknologi. Kedua cara ini juga masih banyak dilakukan di sejumlah negara yang industri otomotifnya maju.

Di Tiongkok, banyak merek lokal dengan berbagai fitur maupun teknologi yang sudah dikembangkan oleh pabrikan atau merek tenar lainnya seperti dari Mercedes-Benz, Volvo, atau VW. Beberapa kelompok otomotif dunia seperti VW Group ataupun General Motors juga mengakuisisi merek lain. Hal ini kemudian dimanfaatkan lewat opsi sharing platform ke sejumlah model yang diproduksi.



Versi yang akan diproduksi akan lebih kecil dari mobil Esemka yang sudah ada?


Proton maupun Perodua yang tetangga terdekat Indonesia juga melakukan hal serupa. Proton hingga kini masih menjalin kerjasama strategis dengan pihak Mitsubishi maupun Lotus. Lalu Perodua juga awet dengan kerjasamanya bersama Daihatsu. Nampaknya hal inilah yang ada di benak A.M. Hendropriyono yang menggadang-gadang proyek Esemka.

Bersama bendera PT Adiperkasa Citra Esemka, Hendropriyono mengaku telah melakukan pembelian paten atas sejumlah teknologi yang dipunya oleh Proton. “Terus terang alot, pembicaraan dengan mereka atas soal ini,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu (13/4).

SUDAH KETINGGALAN

Opsi potong kompas dengan mengambil sejumlah teknologi Proton menurut Hendorpiyono karena Indonesia sendiri dalam posisi sudah tertinggal dalam hal teknologi kendaraan. Karena hingga kini belum ada temuan lokal yang mumpuni buat diproduksi jadi satu kesatuan sebuah mobil bermerek lokal.

“Kalau kita melakukan riset sendiri, kita sudah ketinggalan jauh. Nah, karena mereka (Proton) sudah melakukannya sejak 28 tahun lalu,” jabarnya. Sejurus kemudian ia menjelaskan, jika melakukan langkah dari nol maka jika dibandingkan Proton sekalipun maka posisi Indonesia baru bisa mengejar ketertinggalannya di 28 tahun ke depan.

Ia menyebut bahwa pembelian teknologi dari Proton dilakukan secara putus. Dengan begitu pihaknya akan leluasa atas aplikasi tekonologi tersebut. “Terserah kami penggunaannya. Bisa untuk mengembangkan mobil sendiri dengan menggandengkan perusahaan lokal lainnya. Mereknya pun merek sendiri, merek kita. Jadi bukannya membeli Proton untuk dijadikan mobnas di sini,” tegasnya.

Pemikiran seperti itu diakuinya karena pengalaman saat ikut menanngani Kia di awal kehadirannya di Indonesia awal tahun 2000-an. “Suatu saat Hyundai membeli (Kia),” ujarnya. Membeli dalam arti sekaligus mengambil alih teknologi yang sudah dikembangkan oleh Kia sebelumnya.

Perihal kenapa Proton yang didekati olehnya, lugas saja ia menyebut bahwa,”Yang mau saya beli ya mereka. Lantaran lagi butuh dan tidak maju-maju.” Tetapi ia tidak menutup kemungkinan untuk berkerjasama dengan pihak (merek) lain jika memang ada kecocokan. “Pada intinya saya mau bekerjasama dengan siapa aja, silahkan saja. Enggak ada masalah,” pungkasnya.• (otomotifnet.com)

GARASINDO MUNDUR

Begitu mengetahui Esemka sudah diambil alih Adiperkasa Citra Esemka, CEO Garansindo Muhammad Al Abdullah pun memutuskan mundur dari niatannya untuk merangkul Esemka. "Kami lebih baik mundur tapi yang penting tujuannya sama, merangsang industri mobil dalam negeri.

Saya kagum dengan semangat Pak Hendro. Salam hormat untuk pak Hendropriyono!" kata pria yang akrab disapa Memet saat menghadiri gelaran OTOMOTIF Award 2015 (23/4).
Memet mengutarakan tidak akan berhenti begitu saja untuk melanjutkan mimpi besarnya bisa mempersembahkan mobil bermerek Indonesia.

"Saya akan tetap jalan terus, pakai jalan lain. Setidaknya saya sudah merangsang banyak pihak untuk mengembangkan mobil buatan Indonesia. Ayo berlomba! Saya buat, Pak Hendro buat, semua buat," ucap Memet.

Dari Esemka ini, lanjut Memet, sebenarnya semua punya tujuan sama, Indonesia bisa punya mobil sendiri. Bukan mobil nasional yang biasanya ada embel-embel bantuan pemerintah, tapi mobil yang benar-benar dibuat sendiri, dan dijual tanpa harus mengemis pada pemerintah.

Kualitasnya pasti bisa terus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga ketika digunakan nantinya, mobil tersebut enggak hanya menawarkan kebanggaan atau nasionalisme belaka, tapi benar-benar membuat puas penggunanya karena berkualitas!

Toh, tujuan awalnya sudah sama semua. Seperti permintaan Budi Martono dari PT Solo Manufaktur Kreasi, yang dimiliki oleh sekitar 11 ribu Koperasi SMK seluruh Indonesia. Sebenarnya hanya ingin Esemka segera diproduksi massal, terlepas harus bekerjasama dengan siapa atau dimiliki oleh siapa.

"Esemka maju terus pantang mundur. Dan saya ada satu permintaan untuk OTOMOTIF nih, minta doanya ya!" sambung Toto.


Editor : Otomotifnet

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

yt-1 in left right search line play fb gp tw wa