Jakarta - Dari sekian banyak laporan pencurian isi mobil dengan modus memecahkan kaca, bagian kaca kiri belakanglah yang dilaporkan pecah. Entah karena alasan tehnis atau lainnya, yang pasti para pembobol itu kebanyakan membobol kaca bagian kiri belakang. Uniknya dari semua kejadian itu, alarm pada kendaraan tidak menyala atau tidak berfungsi.
Berkaca pada kejadian yang terjadi pada 2 warga perumahan Green Garden, Jakbar pada mobil berjenis Toyota Vellfire dan Alphard nya. Dua mobil itu di bobol bagian kaca belakang kirinya. Tetangganya yang hanya berjarak 3 rumah dari rumah saya juga sama kejadiannya dan waktunya, jelas HB, pemilik mobil Vellfire.
Secara teknis, kaca belakang lebih mudah dipecahkan lantaran posisinya yang fix tidak dinamis. Hal ini memungkinkan dudukan bantalan karet pinggir kaca lebih kuat menahan dibanding kaca samping bagian tengah jenis mobil MPV atau SUV. Jika kaca bagian samping tengah atau yang bisa dibuka dan ditutup itu memiliki celah antara kaca dengan bantalan karetnya.
"Sehingga jika dilakukan percobaan pemukulan dengan benda tumpul maupun runcing agak sulit lantaran memberikan efek membal dan elastis,” jelas Usman Adhie, dari salah satu bengkel terkemuka di Jakarta.
Namun lucunya, hal menggelikan justru terlontar dari pelaku pembobol kaca yang kini mendekam di Lapas kelas 1 Tanggerang. Pelaku berinisial BS dari kelompok Sumatera ini mengaku mengincar kaca kiri belakang atas saran sang guru. Selain itu, sebelum beraksi dirinya juga dibekali 10 batang korek api kayu oleh sang guru.
"Entah mencampurkan unsur klenik dan teknik, yang pasti mau kaca belakang kiri atau kanan, para pelaku pemecah kaca mencari posisi yang aman untuk beraksi," tutup Usman. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR