Jakarta - Di mata produsen mobil Indonesia, sepak terjang Jokowi bagaikan dua mata pisau yang sama tajamnya. Di satu sisi, dirinya berencana mengevaluasi program LCGC. Namun di lain sisi, Pemerintah RI butuh investasi dari pabrikan otomotif.
Seperti diketahui, program LCGC merupakan bagian dari foreign direct investment otomotif di Indonesia. Namun hampir seluruh pabrikan menaruh harapan besar terhadap iklim bisnis dan stabilitas ekonomi.
Sinergi swasta dan pemerintah sangat dibutuhkan. “Di era kepemimpinan bapak Jokowi, saya berharap iklim usaha menjadi lebih baik lagi. Stabilitas ekonomi dan daya beli masyarakat menjadi lebih baik lagi. Pokoknya semua yang terbaik saja deh,” papar Henry Tanoto, Marketing Chief Auto2000, selaku main dealer Toyota.
Dalam skala yang lebih makro, kuatnya fundamental ekonomi nasional juga memberi sentimen positif. “Fundamental ekonomi Indonesia bisa diperkuat untuk mengantarkan industri otomotif ke volume di atas 3 juta unit per tahun. Kebijakan-kebijakan stimulus dan barrier perdagangan dibuat lebih pro pertumbuhan industri serta investasi untuk meningkatkan pertumbuhan industri otomotif," jelas Davy J. Tuilan, 4W Marketing Sales & DND Director PT Suzuki Indomobil Sales.
Adanya Jusuf Kalla yang kuat background otomotifnya, lanjut Davy, pemerintah dapat mengakselerasi otomotif Indonesia untuk bisa bersaing dan menjadi yang terdepan di ASEAN.
Infrastruktur juga menjadi sorotan. “Iya, infrastruktur juga harus dikembangkan agar pertumbuhan ekonomi bagus. Kalau ekonomi bagus, maka rakyat jadi makmur. Sehingga masyarakat yang membutuhkan mobil dan motor juga meningkat. Selain itu, diharapkan banyak investasi di dalam negeri agar pertumbuhan terus meningkat,” sebut Niko Kurniawan, Deputy Director Adira Finance. (Mobil.Otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR