Apalagi, kondisi trek cukup sulit karena masih basah dan hanya beberapa bagian yang mengering. Rosberg menerapkan strategi memanfaatkan bagian trek yang kering untuk mencetak waktu lebih baik.
“Pastinya, ini adalah kualifikasi yang gila, kondisi berubah-ubah terus sehingga bikin sulit. Pada penghujung sesi terakhir (Q3) masih sama saja. Pada lap pertama dengan ban soft tiba-tiba hujan di tiga tikungan terakhir. Lalu dimana-mana basah, aku bilang sama kru pit, cukup deh,” buka Rosberg.
“Lalu aku duduk di pit dan kami punya kesimpulan, mending keluar lagi dan lihat kondisi trek karena kalau enggak lihat pasti tak ada kesempatan. Kalau coba lihat, setidaknya ada kesempatan kecil. Jadi, akhirnya kami coba lihat. Tampaknya kami memang harus keluar, meski aku enggak yakin kondisi trek akan lebih baik,” lanjutnya.
“Aku tahu aku kehilangan empat detik di lap sebelumnya dan meski aku melambat, masih ada kesempatan untuk mengejar di tiga tikungan terakhir kalau sudah mulai mengering, dan itulah yang terjadi. Aku mengejar waktu karena tiga tikungan itu sudah lebih kering. Ternyata benar. Meski aku pakai girboksnya Lewis... aku harus sekencang mungkin melakukan lap terakhir itu. Benar saja, pas lewat garis finish, indikator langsung menyala merah, hampir saja. Bena-benar kerja tim yang bagus.. fantastis bisa kualifikasi kalau semuanya berakhir baik,” beber Nico yang lega karena Lewis hanya bisa meraih posisi 6.
“Tentunya dengan melihat klasemen, bagus buatku kalau Lewis di posisi 6. Dia akan butuh waktu untuk maju ke depan meski kuharap dia melakukannya dengan cepat, dan sepertinya kami akan bertarung seperti biasa. Kami kelihatannya sangat kencang, trek ini cocok buat mobil, lebih cocok dari Austria. Setelah Austria, aku memulai dengan posisi yang terbaik dan aku merasa percaya diri buat balap nanti.” (otosport.co.id)
Editor | : |
KOMENTAR