Karenanya pula kelas yang dilombakan tak banyak. Untuk kelas 2 (modified stock) sedan hanya dilombakan kelas 2.1 sedan sampai dengan 1.700 cc. Disitu hanya diisi 9 starter. Sedangkan untuk kelas 3 (stock) dilombakan kelas 3.1A sedan sampai dengan 1.700 cc, lalu 3.1B sedan (berbagasi). Berdasar starting list masing-masing diisi 2 starter. Lantas kelas 3.3B sampai dengan 2.700 cc sedan (gerak roda belakang) hanya 1 starternya. Mereka tetap berlaga, karena tetap minat lomba. Untuk kelas 3.5B sampai dengan 1.500 cc (sedan modified) ada 10 starter. Oh iya, untuk bracket, ada bracket 10 detik, braket 11 detik yang dilombakan. Rada lumayan starternya. Masing-masing 19 starter dan 15 starter.
Kenapa enggak dicoba dibikin sistem full bracket saja ya seperti drag race di Jakarta?. Najib M. Saleh selaku penyelenggara dari VSC bilang, bahwa adanya sistem kelas dan bracket malah memberikan sebuah alternatif bagi starter yang ikut, apalagi buat gelaran drag di daerah.
“Kalau pakai aturan nasional dia langsung gugur enggak bisa ikut heat 2. Nah disini mereka, tetap bisa ikut heat 2. Namun hasil waktu heat 1, kita masukkan waktu yang tempuh maksimal, jadi 10.999 detik. Nanti catatan waktunya tetap diakumulasi, kita jumlah bagi 2. Dari hasil itupun sudah sulit buat nguber kan? Tapi mereka senang tetap puas ada hasilnya dari masing-masing heat,” papar Sony lagi.
Komen para dragster pun beragam, terkait kelas maupun bracket. “Saya enggak masalah ikut kelas, maupun bracket. Yang jelas bracket lebih susah ngepasin catatan waktunya. Enaknya, mobil enggak terlalu kencang bisa ikut,” ujar Hery Agung, pembalap legendaris yang turun pada kelas sedan 3.1A, dan 3.1B serta bracket 10 detik.
Menurutnya lagi, dragster daerah seperti Jateng, Jatim masih lebih suka sistem kelas. Maka bracket perlu lebih dikenalkan dan itu tergantung pendekatan penyelenggara ke pembalap. Lain pula dengan Inung dari team AG-R Anabel Yogyakarta, yang ikut kelas 2.1 sedan dan braket 11 detik.
“Buat saya turun di kelas 201 sedan untuk tahu catatan waktu mobil. Dengan begitu ketika turun di bracket 11 detik lebih yakin dan bisa perbaiki waktu,” bilang penggeber Toyota Twincam GT lansiran 91 standar. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR