Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Drag Race Yogyakarta, Terasa Kurang Greget

billy - Sabtu, 10 November 2012 | 14:33 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Gelaran Kosgoro 1957 VSC Drag Race Sunday Battle On The Beach yang berlangsung di sirkuit pantai Depok Minggu (4/11) jadi cerminan komunitas drag Jogja yang kurang greget. Maklum, hanya dijejali 58 starter. Enggak banyak. Usah bingung, fakta di lapangan, suasana lomba tak terlihat meriah.

Karenanya pula kelas yang dilombakan tak banyak. Untuk kelas 2 (modified stock) sedan hanya dilombakan kelas 2.1 sedan sampai dengan 1.700 cc. Disitu hanya diisi 9 starter. Sedangkan untuk kelas 3 (stock) dilombakan kelas 3.1A sedan sampai dengan 1.700 cc, lalu 3.1B sedan (berbagasi). Berdasar starting list masing-masing diisi 2 starter. Lantas kelas 3.3B sampai dengan 2.700 cc sedan (gerak roda belakang) hanya 1 starternya. Mereka tetap berlaga, karena tetap minat lomba. Untuk kelas 3.5B sampai dengan 1.500 cc (sedan modified) ada 10 starter. Oh iya, untuk bracket, ada bracket 10 detik, braket 11 detik yang dilombakan. Rada lumayan starternya. Masing-masing 19 starter dan 15 starter.

Kenapa enggak dicoba dibikin sistem full bracket saja ya seperti drag race di Jakarta?. Najib M. Saleh selaku penyelenggara dari VSC bilang, bahwa adanya sistem kelas dan bracket malah memberikan sebuah alternatif bagi starter yang ikut, apalagi buat gelaran drag di daerah.


Senada itu Sony Waspodo selaku pimpinan lomba mengatakan, bahwa untuk di daerah masih begini. Maksudnya masih setia lombakan kelas, juga bracket. Kaitannya dengan jumlah starter yang sedikit. Terkait itu, perhitungan catatan waktu bracket pun disesuaikan. Atau enggak langsung gugur bila tak lolos heat 1. Misalnya ikut bracket 10 detik. Pada heat 1 dia kecepatan, misal tak sampai 10 detik.

“Kalau pakai aturan nasional dia langsung gugur enggak bisa ikut heat 2. Nah disini mereka, tetap bisa ikut heat 2. Namun hasil waktu heat 1, kita masukkan waktu yang tempuh maksimal, jadi 10.999 detik. Nanti catatan waktunya tetap diakumulasi, kita jumlah bagi 2. Dari hasil itupun sudah sulit buat nguber kan? Tapi mereka senang tetap puas ada hasilnya dari masing-masing heat,” papar Sony lagi.

Komen para dragster pun beragam, terkait kelas maupun bracket. “Saya enggak masalah ikut kelas, maupun bracket. Yang jelas bracket lebih susah ngepasin catatan waktunya. Enaknya, mobil enggak terlalu kencang bisa ikut,” ujar Hery Agung, pembalap legendaris yang turun pada kelas sedan 3.1A, dan 3.1B serta bracket 10 detik.

Menurutnya lagi, dragster daerah seperti Jateng, Jatim masih lebih suka sistem kelas. Maka bracket perlu lebih dikenalkan dan itu tergantung pendekatan penyelenggara ke pembalap. Lain pula dengan Inung dari team AG-R Anabel Yogyakarta, yang ikut kelas 2.1 sedan dan braket 11 detik.

“Buat saya turun di kelas 201 sedan untuk tahu catatan waktu mobil. Dengan begitu ketika turun di bracket 11 detik lebih yakin dan bisa perbaiki waktu,” bilang penggeber Toyota Twincam GT lansiran 91 standar. (otosport.co.id) 

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa