Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Mobil Drifting Siap Dipacu, Menyongsong Kejurnas Drift

billy - Jumat, 7 September 2012 | 10:15 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Dengan dibentuknya komisi drifting di IMI, tentu merupakan angin segar bagi penggemar drifting di Tanah Air. Gelaran dengan beberapa seri ini, tentunya menjamin kepastian kegiatan di mana mobil yang sudah ‘dibangun' bisa digunakan lebih sering, enggak nongkrong terus di garasi. Namun, Nissan Cefiro mash menjadi favorit dengan ketersediaan mobil berpenggerak roda belakang yang tak terlalu banyak. Sebenarnya sih, ada lagi mobil yang bisa digunakan, meski umumnya tergolong lawas.

KAKI AFTERMARKET
No caption
No credit
No caption

Saat ini, dengan kondisi mobil anyar banyak yang menggunakan penggerak roda depan, tentu tak terlalu banyak populasi mobil berpenggerak roda belakang yang kondisinya ‘segar', karena tentu sudah tergolong lawas.

Nissan Cefiro menjadi pilihan cukup banyak penggemar drifting, mulai dari kategori Rookie hingga beberapa yang Pro menggunakan Nissan berkode bodi A31 ini. "Kaki-kaki, menjadi prioritas utama untuk drifting, bisa menggunakan parts aftermarket yang sama dengan Nissan Silvia, misalnya," ungkap Donny Satrio dari Donsa Garage di kawasan Jombang, Bintaro, Tangerang, Jabar dalam sebuah kesempatan.

Memang sih, dari dimensi dan ketersediaan suku cadang aftermarket cukup banyak untuk Cefiro ini. Tetapi, masih ada lagi kok, mobil lain yang bisa ‘sumbang tenaga' untuk gelaran sideways ini.

Beberapa mobil lawas berpenggerak roda belakang, antara lain seperti Daihatsu Charmant, Toyota Corolla DX, Toyota Cressida, Mitsubishi Lancer SL, atau bahkan tunggangan asal negeri kanguru, Holden Commodore atau Holden Calais bisa digunakan. BMW, sedan kompak seri 3 bisa juga dipakai, seperti M40, E36 maupun yang tahun lebih muda lagi, tentu dengan harga yang lebih dalam merogoh kocek tentunya.

Daihatsu Charmant, memang agak jarang berseliweran, tetapi di pasaran harganya masih bisa didapat dengan kisarang hingga di bawah Rp 20 juta dengan kategori ‘bahan'. Begitu pun Mitsubishi Lancer SL kisarannya tak jauh berbeda.

Lain halnya dengan Toyota Corolla DX (KE70), karena memang sudah favorit sebagai mobil retro, harganya bisa cukup tinggi dan sangat negotiable, tergantung si penjual dan pembeli saja.

Ketiga mobil tersebut, sama dengan Holden Commodore dan Calais, menggunakan gardan rigid sehingga untuk mengubah camber cukup sulit. "Cambernya nol, karena gardan rigid," tukas Michael Andries, dari M-Tuning, di Cireundeu, Tangerang, Jabar. Dengan kondisi ini, tentu settingan suspensinya tak banyak berubah dibandingkan suspensi independen seperti Nissan Cefiro yang bisa mendapatkan perangkat lengan belakang dari produk aftermarket, seperti Driftworks atau Megan Racing.


Namun, untuk kaki depan, tentu perlu beberapa perangkat seperti hub, lengan ayun, bahkan steering rack serta superangle yang membolehkan knuckle berbelok dengan derajat lebih besar. Sementara suspensinya sendiri, menggunakan coilover suspension yang bisa diatur tingkat keempukannya. Beberapa produk aftermarket bisa jadi pilihan, seperti Ace Suspension, Tein, DG5 maupun KW Suspension.

Jika hendak lebih ekstrem lagi, dengan mobil bertahun muda pun bisa juga digunakan drifting. Seperti dilakukan Tengku Djan Lee dari Malaysia. Ia sempat bertandang ke Tanah Air menggunakan mobil Proton Waja berpenggerak roda depan. Meski setelah ditilik lebih jauh, ternyata sudah dirombak habis jadi penggerak belakang dan kaki-kaki menggunakan Nissan Silvia serta mesin Nissan SR20DET. Kulitnya saja yang Proton.

Namun, pilihan mengubah sistem penggerak roda bisa juga dilakukan. Misalnya dengan mengubah Toyota Camry menjadi mobil berpenggerak roda belakang, dengan mengadopsi gardan dari Toyota Crown atau Soarer, misalnya.

Dapur pacunya, bisa menggunakan mesin inline 4 atau 6 silinder atau pun konsfigurasi V, seperti V6 atau V8. Mesin segaris alias inline itu, ada yang cukup favorit seperti Nissan SR20DET atau mesin Mitsubishi 4G63-T serta Toyota 3S-GTE. Tenaga yang dihasilkan dengan berbagai modifikasi, bisa melewati angka 250 dk dan torsi besar.

Tetapi, jika ruang mesin cukup besar, bisa menggunakan mesin yang lebih panjang, seperti mesin 6 silinder dari Toyota JZ series (1JZ-GTE 2.500 cc atau 2JZ-GTE 3.000 cc). Mesin ini ada yang menggunakan VVT-i dan tidak. Nissan RB26DETT dari Nissan Skyline R32 pun bisa menjadi pilihan. Mesin-mesin 6 silinder ini, standarnya saja sudah menjapai daya 200 dk lebih.

Mesin V6 atau V8 bisa juga dipilih, torsi lebih besar tentu ada di mesin V8, yang bobotnya cukup ringan dengan harga lebih terjangkau mesin Toyota 1UZ-FE atau 2UZ-FE mesin ini standarnya memiliki daya di atas 250 dk dengan torsi di atas 350 NM. Belum lagi ketika digunakan supercharger, tentu tenaganya makin melonjak naik.

Jadi, menjelang Kejurnas, siap-siap bikin mobil yuk! (otosport.co.id)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa