Kenapa disebut demikian? Ini lantaran desain figur atau busa jok dibentuk seperti layaknya punuk unta. Busa jok pada bagian tengah ditambah dan dibentuk sehingga menjadi lebih tinggi. Fungsinya sebagai sandaran maupun pembatas antara pengendara dan pembonceng.
Selain jadi lebih nyaman saat motor dikendarai karena ada pembatas antara pengendara dan boncenger. “Secara estetika tampilan jok lebih elegan. Tidak hanya datar seperti layaknya jok standar,” ujar Apip, salah satu pengrajin jok dari Black Sweet Seat Modification di bilangan Jl. H. Ung, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Buat pembonceng, keberadaan punuk unta ini bisa berfungsi dan bikin asyik. Untuk menahan posisi duduk agar tidak bergeser dan mendorong pengendara. “Biasanya kalau berboncengan dengan jok rata setiap kali ngerem posisi pembonceng sedikit-demi sedikit bergeser ke arah depan. Dengan adanya busa tambahan ini kondisi itu bisa diredam,” tambah Wahyu Irawan pemilik Yamaha Xeon.
Buat pengendara posisi jadi tetap ajeg lantaran busa jok mengikuti kontur bokong dan kaki. “Ini juga yang bikin pengendara skubek model Helm-in enggak terlalu ngangkang lantaran jok yang lebar,” timpal Yudi juragan jok di Jl. Serdang, No. 25, Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Pilihan bahan jok bisa apa saja. Tapi lebih baik pilih yang memberi pilihan warna yang banyak dan juga bisa disesuaikan dengan kelir motor,” kompak Yudi dan Apip yang mematok ongkos pembuatan mulai dari Rp 225-300 ribu.
Jok ini juga cocok diaplikasi untuk berbagai varian matik Honda dan Yamaha. Seperti Spacy, Scoopy, Vario Techno, Vario 125 PGM-FI, Xeon dan juga Fino.
Editor | : | billy |
KOMENTAR