Menyesal sekali enggak sempat hadir di riungan itu. Padahal, sama-sama di Jepang tapi beda kota. Riungannya pasti asyik disimak dan punya nilai sentimentil. Apalagi dua motor asal Indonesia ikut berkompetisi. Satu H-D Buelton Garapan Retro Classic Cycle Jogja dan Suzuki Thunder 250 ini.
Suzuki Tuhnder ini hasil garapan dua builder. Yaitu Donny Dwi Budiyanto (73 Custom Couture) dan Indra Blues Mann Pranadjaya (Razzle Dazzle Custom Work). Apakah publik Jepang mengapresiasi karya mereka?
Wajar jika publik Jepang mengagumi karya mereka. Secara konsep sangat kuat, mengusung boardtracker modern dengan detailing serius dan kaya inovasi.
Juga mengesankan simpel-minimalis. Menganut single side arm depan-belakang, padat dan bercirikan muscle bike. Uniknya, walau terkesan boardtrack modern, nuansa retronya masih sangat kental.
Bentukan awal, mereka menyasar rake padat dan tak banyak menyisakan ruang antara roda depan atas dan T- bawah. Modal awal ini membuat motor terlihat sangat padat di sektor depan.
Masih di bagian depan, didukung back bone melengkung dicover tangki mengikuti alur back bone. Membuat motor ini menjadi rounded dan tak ada sudut yang mematahkan.
Di bagian tengah, mereka mengakhirinya dengan jok single sitter ala chopperis. Dipesan langsung dari rekan mereka, pembuat jok beken Bandung, Buretos Leather Craft.
Ke belakang, mereka ingin sinergi itu terjaga. Bentukan lefty arm (single side arm kiri) di depan diikuti single side lain di sektor kanan. Plus penerus daya sistem belt untuk mengentalkan nuasa boartrack modern tadi.
Secara estetika, memilih tanpa sepatbor belakang juga terbilang tepat. Karena motor jadi semakin simpel dan fokus pada keindahan roda belakang. Apalagi didukung belt sebagai penerus daya tadi.
Finishing dipadu detailing di motor ini yang dibuat sangat serius. Untuk itu, Indra sebagai jawara seni ukir mesin menorehkan nuasa ke-Indonesiaan sebagai duta wisata kita di negeri Jepang.
Ide memang kadang mengejutkan. Terus terang banyak yang nggak menduga. Kedua builder ini punya pikiran membalik blok mesin untuk mencari estetika simplisitas.
Yap, posisi karburator yang biasanya di belakang diubah ke depan. Sebaliknya moncong knalpot mendekati center bone di bagian tengah. Gebrakan ini tentu saja bikin kagum.
Merancang corong knalpot jadi di belakang membuat desain lekukan knalpot menjadi leluasa di sektor tengah. Bagian down tube juga tidak ‘terganggu’ oleh lekukan-lekukan knalpot jika dalam posisi biasa. ”Rancangan di sisi ini banyak mengundang perhatian,” bangga mereka.
Wajar! (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ignition : Blue Thunder & stock
Carb : Koso 30mm
Pelek depan: Takasago 18 inci 36 spoke
Pelek belakag: 16 inci 36 jari-jari
Ban depan : Avon
Ban belakang : Shinko
Editor | : | billy |
KOMENTAR