Undertail produksi CM punya karakteristik sendiri. “Ketika dipasang enggak perlu potong rangka. Sistemnya bolt-on,” mantap Andre ‘Chemonk’ Irwan bos CM yang sukses mengekspor undertail ke Malaysia dan Singapura.
Karena kalau main potong bebek, eh potong rangka ekor sangat merugikan dalam modifikasi bolt-on. Cuma ubahan kecil kok kudu pangkas frame. Makanya, Andre menghindari papas sasis.
Kan konsep bolt-on atau plug and play hanya melakukan beberapa ubahan bodi dan komponen luar. Tanpa mengubah secara ekstrem karakter desain aslinya motor. Sehingga motor kembali bisa dikembalikan standar.
Jadinya, enggak perlu builder ahli untuk pasang undertail buatan rumah modifikasi di Jl. Ashirot No. 2A, 09/03, Sukabumi Selatan, Jakarta Barat itu.
“Pada CBR250R, desain rangka di bawah jok dibuat turun. Mirip dengan Honda Tiger. Susah dibikin undertail yang ujungnya naik dan lancip,” curhat Andre yang juga balap Ninja 250R dan 150.
Sistam pasang undertail di CBR250 hanya butuh penyesuaian. Perlu dipasangi undercowl alias sambungan fairing yang didesain ulang biar lebih sporty. Ubahan ini termasuk paling besar kalau dibandingkan dengan bagian lain.
Karena memang enggak bisa aplikasi undertail, jok terpaksa diubah jadi single sitter. “Sepatbor juga ikut dirancang ulang. Jadinya pakai model sepatbor Ducati 999. Tambahan lagi windshield ala racing yang lebih nunduk. Simpel dan pemiliknya pun enggak perlu menginapkan motor di bengkel,” yakin Andre. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan : Battlax 110/70-17
Ban belakang : Battlax 140/70-17
Knalpot : R9
Kaliper depan : Brembo
Kaliper belakang : Brembo
Editor | : | billy |
KOMENTAR