Wildan Rahakbauw salah satunya yang kepincut Ninja Nopekgo ini. Padahal dia sendiri sejak 2007 silam sudah membesut Ninja 150R yang legendaris.
"Tampang Ninja 250R memang keren banget sih. Sayang harganya masih selangit, rasanya untuk sementara ini belum mampu menebusnya," bilang bro yang memiliki sapaan Idhan ini.
Idhan berencana merombak semplakannya menjadi seperti Ninja 250R yang dibungkus fairing. Tidak tanggung-tanggung pemuda 22 tahun ini awalnya berencana ingin mengaplikasi full cover bodi milik Ninja 250R orisinal.
Lagi-lagi Idhan kepentok biaya. Bodi full set Ninja masih mahal, dan untuk mendapatkannya harus melalui proses inden. "Harus cari cara lain. Yang penting keinginanku bisa terkabul," bilangnya.
Twins Fiber Planet (TFP) yang basecamp-nya di Batu langsung disamperin. Arno Suransyah sang komandan sanggup meyakinkan klien barunya ini. Bagi Arno kerjaan semacam ini perkara mudah. Soalnya ahlinya di bidang bodywork fiber.
Begitu motor sampai bengkel di Jl. Lesti No. 10, Kota Wisata Batu, tanpa ba bi bu lagi langsung diobrak-abrik. Ninja 150R ini ditelanjangi tidak menyisakan sehelai cover tersisa.
"Si pemilik request buritan agar dibedakan dengan milik Ninja 250R. Maka dari itulah harus membuat desain baru lagi dari nol. Dan hal ini butuh waktu lumayan lama," tambah Arno. Desain bodi buritan ini menyesuaikan bentuk rangka Ninja 150R. Arno sedikit mencontek model buritan Yamaha R1 yang terkenal sangat seksi itu.
Selanjutnya Arno menambahkan deltabox abal-abal yang dibuat dari bahan fiber. Karena menurutnya motor sport berfairing itu bakal lebih pantas jika memiliki deltabox. Tujuannya tentu biar aura racing yang ingin ditonjolkan makin lebih berasa. Alhasil, jadilah baju 4-tak tapi jeroan masih tetap mengandlakan 2-tak.
SOK CUSTOM
Customizing dilakukan pada sok depan. Arno membungkusnya dengan pipa yang ukuran diameternya kini menjadi 56 mm. Tidak itu saja, sok orisinal itu berubah modelnya seakan mirip upside down. Ide kreatif lain terlihat pada keberadaan swing arm.
"Kalau swing arm saya hanya melakukan sistem kondom arm. Tapi sebelum dikondom, arm terlebih dahulu dirombak untuk direnggangkan agar dapat mengakomodir pelek belakang yang berukuran 3,50x17," tunjuknya.
"Kecuali pelek sektor kaki dibuat secara handmade juga. Biar gak ada yang ngembarin. Selain itu harga produk aftermarket cenderung mahal dan modelnya sudah terlalu umum. Untuk itu saya sengaja menyuruh Arno membuatnya. Tentu dengan memaksimalkan part standar," bilang warga Jl. Singgalang No. 5, Malang. (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban depan: Duro 110/60-17
Ban belakang: Dunlop 160/60-17
Sok depan: Handmade
Knalpot: Handmade
TFP: 0856-357-6002
Editor | : | billy |
KOMENTAR