Seperti Honda Tiger 2000 atau generasi Honda Grand atau Supra keluaran tahun 2000 kebawah. Ketentuan pabrikan, harus menggunakan oli SAE 20W-40. Tapi, karena oli ini susah didapat, maka tak sedikit yang terpaksa pilih oli SAE 10W-30. Alasannya mengikuti motor sejenis terbaru yang dikeluarkan.
Sebelum merambah ke akibat dari penggantian oli yang tidak sesuai spesifikasi. Enggak salahnya jika membahas kembali soal arti dari SAE dan angka yang tertera di kemasan oli.
Society of Automotive Enginering (SAE) adalah lembaga yang bikin standarisasi soal oli. Contohnya 10W-30 yang artinya 10W menunjukan viskositas oli ketika suhu dingin. Sedangkan 30 menunjukan viskositas ketika suhu panas.
Setiap sepeda motor sudah ditentukan spek oli yang cocok dengan karakteristik engine. Tentu, berdasar riset agar lubrikasi oli di dalam engine bisa bekerja secara maksimal. Bisa juga diandaikan bahwa oli adalah sebagai darah dan motor diibaratkan manusia.
Kan kita diciptakan dengan darah yang berbeda-beda. Bayangkan bila manusia dengan golongan darah A lantas diinfus darah dengan golongan B, sudah tau kan akibatnya apa. Pasti akan bereaksi negatif tuh. Bisa jadi pengentalan darah.
"Sama halnya bila motor dengan spek oli SAE 20W-40 yang karakteristiknya kental, diberikan oli tipe SAE 10W-30 yang encer . Engine mudah panas dan slip kopling, kalo mau bisa pakai oli SAE 20W-50,” saran Edi yang sudah 27 tahun lamanya bergelut dibidang pelumas.
Jangan salah pilih!.
Editor | : | billy |
KOMENTAR