Ganti bohlam spek besar jadi redup karena tegangan dan arus dari sepul diatur dan dibatasi kiprok
Besar cahaya yang dipancarkan sangat tergantung putaran mesin. Semakin tinggi engine bergasing, sorot lampu utama akan semakin terang.
Nah, karena cahaya yang dikeluarkan tidak stabil dan terkadang kurang terang, beberapa pemilik motor sengaja melakukan penggantian bohlam. Dari yang awalnya 12V/18W, dibikin jadi 12/35W atau 12V/55W. Katanya agar cahaya yang dikeluarkan semakin terang dari aslinya.
Cuma apa yang terjadi? Penggantian spek bohlam dari watt kecil ke watt lebih besar, cahaya yang dipancarkan justru makin redup. Terbalik kan?
Cahaya lampu makin redup, karena arus listrik yang dihasilkan sepul tak seimbang. Tidak mampu menyuplai spek bohlam lampu yang lebih besar dari standar.
Apalagi besar tegangan dan arus yang dikeluarkan sepul sangat tergantung putaran mesin. “Makin rendah rpm, voltasenya juga kecil dan sebaliknya," terang Kunto Hayadi, mekanik HK Custom di Jl. Cipete Dalam II, No. 8A, Cipete Raya, Jakarta Selatan.
Selain mengandalkan putaran mesin, besar-kecil arus listrik ke bohlam lampu standar juga diatur dan dibatasi oleh kiprok. Sehingga arus yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan cahaya yang dipancarkan tidak gede. Bahkan bisa lebih kecil meskipun rpm digeber secara spontan.
Kalau mau cahayanya lebih terang, spek bohlam jangan digedein. Tapi, dikecilin. Sehinga arus listrik yang awalnya untuk bohlam lampu watt besar, justru bisa membuat bohlam watt kecil jadi makin besar cahaya yang dipancarkan.
“Tapi ingat, biar bohlam enggak cepat putus, jangan sering geber mesin di atas rata-rata rpm. Terutama di mesin-mesin modifikasi yang sudah hasilkan rpm lebih tinggi dari standar," ingat Kunto.
Arus DC pilih bohlam watt besar
Kapasitas setrum aki mesti sesuai yang dikeluarkan biar enggak tekor
Semakin besar watt bohlam yang dipasang di batok lampu, cahaya yang keluarkan pun semakin terang. Contohnya kalau motor yang awalnya pasang bohlam 12V/35 watt, lalu diganti jadi 12V/55 watt, sinar yang dipantulkan ke jalan semakin besar.
Diganti ukuran bohlam lebih besar lagi, yaitu 12V/100 watt juga bisa saja. Cahaya lampu bisa lebih terang dari yang asli atau di bawah 12V/100 watt. Cuma yang jadi masalah, apakah spek aki yang dipakai sanggup menyuplai setrum ke bohlam baru?
Setrum dari aki, selain untuk bohlam lampu depan, belakang dan lampu rem. juga harus menyuplai setrum ke lampu indikator di panel, sein dan komponen lainnya.
“Jika semua itu digunakan dalam jangka waktu lama, jangan heran setrum aki jadi cepat ngedrop. Sebab setrum yang keluar tidak sebanding dengan yang tersedia di aki dan yang disuplai dari sepul atau generator," ujar Kunto yang juga pintar seting alat-alat audio itu.
Lanjut Kunto, kejadian seperti itu membuat aki ngedrop di motor kelistrikan arus DC. Biasanya disebabkan pemilik salah takar pada saat melakukan penambahanan lampu model variasi.
Biasanya sih, beban watt pada komponen variasi melebihi batas kemampuan aki. Pada accu yang spesifikasi hanya untuk ukuran bohlam motor standar.
Kalau enggak mau aki tekor, coba kita hitung seberapa besar kemampuan accu di motor sanggup menyupklai arus ke komponen kelistrikan. Yaitu dengan cara melihat spesikasi aki.
Misal spek aki Honda Tiger 12V/7 Ah. Kalau dihitung dengan rumus watt yaitu = volt x ampere. Jadinya 12 x 7 = 84 watt. Ini berarti aki Tiger hanya mampu menyuplai arus listrik ke komponen kelistrikan hanya 84 watt per jam. Lebih dari itu, aki cepat tekor.
Editor | : | billy |
KOMENTAR