OTOMOTIFNET - Anda pernah mengalami mesin motor kesayangan mogok sehabis ganti busi baru? Atau performa mesin jadi enggak karuan atau bahkan jebol? Wah, bukan tidak mungkin itu disebabkan oleh busi yang dipakai. Seperti yang dialami Meldian, warga Tebet, Jaksel pada Honda Supra X 125 2005 miliknya.
“Baru sehari ganti busi, besoknya motor mogok di jalan. Usut punya usut, ternyata businya mati. Rupanya busi yang saya gunakan adalah busi palsu. Meski kemasannya mirip kayak busi asli Honda,” tutur Meldian.
Ternyata bukan cuma busi palsu saja yang bisa menyebabkan mesin bermasalah. Dari hasil riset yang dilakukan oleh pabrikan busi Denso Jepang, baik pemercik api di ruang bakar abal-abal yang dibuat mirip kayak busi branded sekelas Denso, NGK dan sebagainya maupun busi buatan Cina yang belakangan marak masuk Indonesia mengusung material yang tidak tahan panas.
“Kala mesin digeber di putaran tinggi dalam waktu lama, center electroda busi maupun batang ground electroda akan mencair sedikit demi sedikit. Sehingga lama-lama membuat gap-nya makin lebar dan pengapian jadi kacau. Kondisi seperti ini dapat membahayakan mesin. Bisa bikin piston bolong,” terang Toshikazu Shimizu, group leader engine control components Eng. Dept Denso Co. Japan saat OTOMOTIF bentandang ke pabrik busi Denso di Daian, Jepang.
Pihak Denso sendiri berhasil mengumpulkan 75 sample busi asal negeri Tirai Bambu termasuk busi aspal dan coba mengujinya di laboratorium mereka. Baik busi untuk mobil maupun motor. Bahkan sampai dibedah untuk diteliti anatominya lo.
“Rata-rata bahan center electroda-nya terbuat 70% campuran besi biasa. Sedang material ground electroda-nya 99% dari besi, bukan nickel. Padahal besi memilik titik lebur yang lebih rendah dari nickel. Jika suhu mesin di ruang bakar sangat tinggi, besi akan mudah mencair yang dapat berakibat pembakaran jadi kacau. Selain itu bahan besi gampang sekali mengalami korosi. Sehingga otomatis akan membuat gap busi mudah berubah,” terang Shimizu san.
Selain itu setelah diteliti lebih jauh, ternyata ada komponen di dalam busi yang tak sesuai spesifikasi di kode busi atau kemasannya. “Misal speknya ditulis ada kode R (resistance), ternyata di dalamnya tak ada bahan resistance sama sekali,” timpal Doddy Herdianto, ass. marketing manager PT Denso Sales Indonesia (DSI).
Seperti diketahui, resintance berfungsi memperkecil efek gelombang elektromagnetik yang terpancar dari percikan api yang dapat mengganggu komponen kelistrikan kayak sensor-sensor dan sebagainya. Jadi coba bayangkan kalau Anda pakai busi tersebut di motor kesayangan yang seharusnya pakai busi beresistance. Sudah pasti lama-lama akan bikin motor Anda itu bermasalah akibat komponen kelistrikannya rusak terkena gelombang elektromagnetiknya.
Contoh motor-motor yang memiliki sensor atau komponen kelistrikan yang rawan rusak bila terkena gelombang elektromagnetik dari pengapian seperti Yamaha V-Ixion, Jupiter MX, Xeon, Honda PCX, Supra X125 PGM-Fi, Suzuki Satria FU dan sebagainya.
Editor | : | billy |
KOMENTAR