Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Peristiwa Pelecehan di Angkot, Ojek Bisa Jadi Alternatif

billy - Sabtu, 23 Februari 2013 | 11:08 WIB
No caption
No credit
No caption


Fakta berkata, transportasi massal dalam kabin terutama angkot sudah banyak meresahkan masyarakat. Berbagai kasus muncul, penumpang dibawa kabur, dirampok dan diperkosa.

Nggak heran, banyak penumpang paranoid, semisal kejadian yang menimpa Annisa Azwar (20). Cewek asal Bukittinggi, Sumatera Barat ini ketakutan hingga lompat dari angkot. Ia khawatir jadi korban tindakan kiriminal di jalan layang Pasar Asemka. Alhasil, supir angkot U10 Muara Angke-Sunter, Jamal (37) ditetapkan jadi tersangka. Di sisi lain sang supir mengaku tak berniat melakukan tindakan kriminal. Ia pun mengaku kaget, penumpangnya tiba-tiba lompat hingga tewas (10/2).

Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel menyebutkan kasus yang belakangan terjadi di transportasi umum menyebabkan tingkat ketakutan terutama penumpang wanita jadi semakin tinggi.

Ia menyebutkan kasus perkosaan yang menimpa seorang mahasiswi perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat dan kasus percobaan perkosaan beberapa waktu lalu di sebuah angkot di Lapangan Banteng memberikan kesan tidak aman di dalam sebuah angkutan umum.

“Perasaan yang takut ini, terlebih di dalam angkutan sendirian membuat korban akan melakukan tindakan apapun untuk menyelamatkan diri,” jelasnya lebih lanjut.

Oleh karena itu, pemerintah kota Jakarta mewajibkan angkot untuk menggunakan kaca bening. Sehingga, apa yang terjadi di kabin bisa terlihat dari luar. “Namun ini tidak bisa mengurangi rasa takut juga. Terlebih kalau malam dan pulang sendiri,” ungkap Oktiza Devina seorang guru yang sehari-hari langganan menggunakan kendaran roda dua.

Ia menyebutkan, sekarang ini pekerja cewek pun sama dengan cowok. Bisa pulang malam karena kebagian shift terakhir. “Kendaraan umum bisa memfasilitasi itu sampai jam 23:00 WIB sekalipun. Tapi tetap serem, meskipun naik taksi tetap saja tidak bisa memberikan jaminan penumpang selamat sampai di rumah,” kata Oktina yang mengaku menggunakan motor selain karena efisien juga bisa terhindar dari pelecehan seksual.

Pilihan lain yang sedikit agak aman, adalah ojek. Meski tidak jaminan juga, tetapi paling tidak posisi penumpang dan pembonceng terlihat jelas dari luar.

”Walau tidak kenal, ojek bisa dibilang lebih aman. Itu karena ojeker biasanya gabung dalam satu komunitas tertentu. Mereka terikat secara nggak tertulis dengan etika komunitasnya. Jika penumpang nggak puas, yang rugi kumpulannya. Apalagi kalau melakukan kegiatan kriminal,” bilang Rawing, ketua Komunitas Ojeker Buana Gardenia (KOBG).

Soal keamanan, sebenarnya ada dua sisi. Saat hangout dengan komunitas ojek lain di Bandung Timur, pentingnya komunitas untuk menjaga keamanan penumpang juga ojekernya sendiri. Bahkan jika dilihat dari sisi korban, malah banyak juga ojeker yang menjadi korban kejahatan.

”Kami kadang juga ikut mengawasi satu sama lain. Kejahatan sering menimpa kami sendiri. Misalnya pernah ada penumpang cewek, tapi setelah naik ada yang membuntuti. Ini komplotan, mereka nanti akan merampok sang ojeker, nah kami saling menjaga satu sama lain,” bilang rekan-rekan dari Anggota Roda Dua Ciguruwik yang mangkal di Jl. Raya Cibiru, Bandung.

Bahkan beberapa anggota ojeker menjadi supir pribadi dengan sewa bulanan. Seperti yang dilakukan Aciel, seorang ojeker dari bilangan Ciledug. ”Terutama penumpang wanita dan anak-anak. Saat saya dapat penumpang ojek, saya coba menawarkan untuk menjadi langganan, saya lihat jadwalnya dan mengantar secara rutin. Menurut penumpang, itu lebih aman dan mereka juga sudah kenal saya secara pribadi,” jelas Aciel.

Meski begitu, kewaspadaan penumpang ojek tetap harus selalu tinggi. Tentunya juga pandai melihat situasi, berpikir positif dan jangan lupa untuk tidak lupa mengingatkan tukang ojek agar menyediakan helm cadangan, tetap safety sebagai standar paling utama. (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa