Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Kontrol Emosi di Jalan Raya, Hindari Pidana

billy - Minggu, 9 Desember 2012 | 10:06 WIB
No caption
No credit
No caption


Peristiwa gesekan di jalan sangat mungkin terjadi. Banyak penyebabnya. Mulai hal kecil seperti senggolan spion, ‘disundul’ dari belakang, bahkan dari soal sepele main klakson. Dari awal yang bersifat sepele ini bisa berkembang ke ranah hukum kalau memang di antara pengendara tidak memiliki kesabaran dan kontrol emosi baik.

Peristiwa yang baru-baru saja terjadi dialami oleh Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman. Ia dikeroyok rombongan pengendara pada 25 November 2012 di kawasan Pondok Cabe.

Kompol M. Nasir, Kapolsek Pamulang mengungkapkan gesekkan antara dua pengguna jalan diawali oleh adanya pelanggaran. “Masalahnya, ketika terjadi pelanggaran dan salah satu pihak melakukan tindakan melawan hukum maka yang berlaku bukan peraturan undang undang lalu lintas. Kalau misalnya, dipukul dan korban tidak terima itu masuk pidana. Bahkan mengumpat saja yang membuat lawan bicara tidak senang bisa dituntut,” kata polisi yang sedang menuntut ilmu di program Doktoral di Universitas Padjadjaran ini.

Memang jika sudah dalam situasi demikian kontrol emosi menjadi sulit. “Namun harus diingatkan juga karena tindakan yang kurang tepat efeknya bisa panjang. Kasus pemukulan bisa dipidana sampai 6 bulan penjara.”

Fakta di lapangan,  hukum tak bisa menyelesaikan persoalan saat itu juga. Paling berperan adalah kemampuan seseorang menguasai dirinya sendiri.Dari sini bisa terukur karakter seseorang.

Misalnya kejadian Munarman yang jengkel karena disalip pengendara. Jika penguasaan dirinya baik dan bisa mengontrol emosi, sepertinya tidak perlu  mengintimidasi dengan klakson berkali-kali.

Sebaliknya pengendara juga bisa menguasai diri, tentunya mampu meredam emosi karena diintimidasi oleh suara klakson. Masing-masing personal punya situasi emosi berlainan di jalanan, jalan paling aman adalah  menahan emosi selama tidak terjadi senggolan.

Kadang ego bermain di sini, merasa sebagai 'seseorang' dan harga diri terusik ia meledak. Di sisi lain, situasi emosi 'lawan' di jalan juga tidak bisa diprediksi, masalahnya siapa yang mulai? Dialah yang seharusnya introspeksi.

Zaman sekarang ini, emosi seseorang atau kelompok seringkali tak tertahan malah cenderung destruktif. Kejadian sepele bisa memicu keributan besar ke masalah kriminal sampai pembunuhan.

Inilah yang harus diwaspadai dan tentunya dihindari, lagi-lagi kemampuan seseorang mengontrol emosi menjadi hal yang krusial menghindari malapetaka. Semoga kejadian itu bisa menjadi pelajaran berharga!. (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa