Jakarta - Perang diskon besar-besaran mobil baru yang dilakukan para agen pemegang merek (APM) telah menimbulkan cerita memilukan. Dampaknya, apa lagi kalau bukan yang terkena para pedagang mobil bekas di Jakarta, bisa juga menjalar sampai ke daerah-daerah.
Rentetan penderitaan belumlah selesai pasca inflasi keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Pemilu. Kini, para pedagang mobkas kembali terpukul dengan perang diskon yang jumlahnya cukup menggiurkan konsumen menjual mobil baru.
Wawan Hendrawan (kanan) hanya bisa pasrah akan kondisi saat ini
“Yang paling terasa di kelas low MPV. Pasalnya, saat ini mobil baru yang keluar dan memikat masyarakat, ya di kelas itu,” jelas Wawan Hendrawan, dari Custom Mobil yang membuka gerai mobil bekasnya di Mall Mega Kemayoran ( MGK ), Jakpus.
Di kelas ini, penjualan kendaraan bekasnya turun 10 % sampai 15 %. Menurut Wawan, tadinya ia bisa menjual dalam satu bulan 10 – 15 unit, kini 4 – 5 unit saja sangat susah.
"Lagi susah sekali. Hadirnya mobil-mobil murah dan bertambahnya merek di kelas low MPV membuat pasar mobkas gerah," sebut Mudikson dari Dickoto di Jalan Raya Bogor. Bahkan ketika otomotifnet ingin menawarkan mobil bekas untuk dijual, ia hanya tersenyum. "Jangan jual sekarang dulu deh, harganya lagi kacau," sarannya.
Hal inipun di amini oleh Benny dari Restu Jaya Motor di bilangan Radio Dalam, Jaksel. Di show room mobil bekasnya kini menumpuk stok mobil di kelas low MPV. Karena, konsumen lebih memilih membeli mobil baru dengan diskon selangit ketimbang mobkas.
“Contohnya, sebulan yang lalu diskon untuk Avanza tipe G manual yang baru sampai Rp 20 jutaan. Dari harga Rp 179 juta menjadi Rp 159 juta. Sedang kita menjual Avanza tahun 2010 dengan tipe yang sama Rp 125 juta. Para pembeli memilih menambah Rp 30 juta agar dapat mobil baru di tahun 2014,” tutup Benny (Mobil.Otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR