Beijing - Di pasar global, Toyota berhasil bertengger di posisi teratas dalam penjualan, tahun lalu. Bahkan, untuk Prius hybrid tercatat sebagai kendaraan bensin-listrik terlaris di dunia. Namun, di Tiongkok, penjualan Prius hibrida sangat langka dan seperti Panda raksasa yang terancam punah.
Meski Toyota telah membuat sedikit kemajuan untuk membujuk konsumen di Negeri Tirai Bambu yang menjadi pasar mobil terbesar di dunia agar membeli kendaraan hibrida, tetap tidak sesuai target. Penyebab utama, harganya setara dengan entry-level Audi karena pajak atas komponen impor dan kurangnya subsidi dari pemerintah.
Wajar, bila dari penjualan global Prius di 2013 total 315.500 unit, di Tiongkok hanya menyumbang 1.400 unit. Jumlah tersebut masih kalah banyak dengan Panda raksasa yang terancam punah tinggal 1.600 unit.
Tak cuma Prius, dalam penjualan untuk semua model, Toyota menempati urutan keenam di negeri dengan populasi lebih 1 miliar itu. Pemimpin pasar adalah Volkswagen AG dan General Motors.
Kendati demikian, Toyota Motor Corp. tidak akan kapok dan tetap dengan gencar memasarkan kendaraan hibrida di Tiongkok. Berbagai strategi sudah dijalankan, di antaranya mempertimbangkan pemakaian suku cadang hibrida dan baterai buatan Tiongkok untuk Camry dan Prius. Termasuk juga, Corolla Levin yang baru diluncurkan di pameran (Beijing Auto Show) akan tersedia versi hibrida.
Selain itu, Toyota juga berencana memperkenalkan 15 model baru untuk Tiongkok pada akhir 2017. Semua ini, agar Toyota bisa menyodok ke peringkat ketiga dan teratas dari semua produsen Jepang.
"Toyota harus memperbaiki situasi mereka di Tiongkok. Di banyak negara, mereka adalah pemimpin atau salah satu pemimpin pasar. Di Tiongkok, Toyota hampir lapis kedua," ujar Edwin Merner, Presiden Atlantis Investment Reaserch Corp, seperti dilansir Automotivenews, kemarin. (Mobil.Otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR