Sebenarnya Vincent sudah pernah mendandani Greco (Great Corolla) miliknya ini dengan beberapa gaya modifikasi. "Dulu memang pernah diubah bergaya JDM (Japanese Domestic Market), lantaran banyak teman yang aplikasi gaya modifikasi itu. Tapi sekarang mulai bosan karena sudah banyak yang berdandan ala JDM, biar enggak ada yang nyamain saya modif full USDM," kenang lulusan fakultas ekonomi Unika Atma Jaya Jakarta ini.
Awalnya Vincent memang lebih fokus memodifikasi tampilan interior mobilnya ini. Seperti mengganti instrumen indikator layaknya versi USDM, dengan ciri khas tulisan mph (miles per hour) pada panel spidometer sebagai penunjuk kecepatan. Termasuk mengganti warna lampu di panel AC dan tombol power window, dengan cahaya jingga kemerahan.
Namun pria berkacamata ini menganggap kalau tampang standar Greco kelir merah marunnya itu, tak sebanding dengan tampilan kabin yang memang sudah terlihat beda dari versi lokal. Akhirnya diputuskan untuk mengganti beberapa bagian eksterior bawaan mobil, tentunya dengan panel asli kepunyaan versi USDM.
Detil tampilan eksterior dibikin beda untuk mempertegas kesan USDM. Bemper depan-belakang diganti pakai kepunyaan tipe LE Sedan, yang di Amrik sudah dimodali mesin tipe 7A-FE kapasitas 1800 cc.
Sebagai pemanis dipasang ducktail berbahan rubber di ujung panel kap bagasi, serta membobol plafon demi memasang sunroof bawaan Corolla XE. Tak ketinggalan mengupgrade sektor kaki pakai Enkei ring 15 inci, dengan PCD sesuai dengan bawaan mobil.
Sementara mesin 4A-FE masih dipertahankan. Hanya melakukan porting-polish untuk mengoptimalkan pasokan udara dan bahan bakar ke ruang bakar, termasuk mengganti header versi 4 A-GE 20V versi Greco Jepang. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR