Model pertama yakni pilihan Eco yang menggunakan tombol tersendiri. Saat dipencet maka mode Eco baru aktif. Dalam mode ini, jangan harap mobil memiliki akselerasi yang spontan. "Biarpun pedal gas kita tekan habis, mobil akan tetap lamban. Sebab, saat diaktifkan maka ECU akan mengatur kerja mesin sedemikian rupa, agar tetap irit bahan bakar," komentar Iwan Abdurahman.
Dalam hal ini, ECU pegang peran penuh setelah mendapat informasi dari berbagai sensor terkait. Kecepatan memang akan bertambah, demikian juga dengan putaran mesin, namun secara perlahan. Hal sama juga terjadi pada semprotan bensin. Mode ini memungkinkan mobil irit bahan bakar tapi tak bisa agresif.
Model kedua yakni indicator Eco. Maksudnya, tulisan Eco yang biasanya berada di panel instrument akan muncul setelah berkendara ekonomis. Biasanya indikator tersebut akan muncul kalau kaki secara perlahan-lahan menginjak pedal gas. Tak aneh, jika pada kecepatan tinggi sekalipun indikator tersebut bisa saja muncul jika ‘paket' berkendara ekonomis dicapai.
Dalam model seperti ini, ECU tidak ikut campur untuk mengatur semprotan bahan bakar supaya tetap irit. ECU hanya ‘melaporkan' kalau berkendara sudah masuk ‘paket hemat’ dan menghidupkan indikator tersebut.
Laporan yang diterima ECU berasal dari injakan di pedal gas, kecepatan, putaran mesin dan temperatur air. Jadi, sebenarnya sang pengemudi lah yang membuat tulisan atau gambar Eco tadi muncul. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR