Safarino Diaz mengakui bahwa Suzuki Karimun GX tahun 2003 miliknya minim sekali masalah. “Punya saya tipe GX, sudah komplit option-nya seperti wiper belakang, fog lamp, roof rack, gril krom dan spion model landai,” seru pebisnis rental mobil ini.
Hanya saja, Rino, sapaannya pernah mengalami bunyi menyodok pada kaki-kaki yang kerap kali sangat menggangu. “Itu karena plunger-nya sudah lemah,” ucap Ronny Gunawan, Workshop Head Suzuki Pekanbaru, Riau. Mekanik senior Suzuki ini menyebut faktor usia pemakaian sebagai penyebabnya.
Masih di area kaki-kaki, Ronny menyebut komponen long tierod yang juga perlu diperhatikan seiring umur mobil yang masih menganut sistem karburator ini.
Selain itu, menurut Rino, teman-temannya di Karimun Club Indonesia sering mengalamai indikator EPS (Electronic Power Steering) yang kerap menyala.
“Ada dua kemungkinan, kabel massanya kotor atau akinya sudah mulai lemah,” jawab Ronny yang juga menyarankan mengganti karet support bagian atas di sokbreker depan jika mobil sering melintasi permukaan jalan yang kurang bagus.
Meski begitu, Ronny sarankan untuk memeriksakan kondisi mesin secara keseluruhan. Dimulai dari angka kompresinya dan penyetelan klep. Untuk itu, langkah turun mesin ‘setengah’ sangat dianjurkan. Pengerjaannya meliputi membongkar silinder head lalu dibersihkan.
Kemudian mengganti paking silinder head hingga mengganti beberapa komponen jeroan mesin yang dianggap sudah lemah atau aus. “Bisa lebih enak, seperti mesin baru,” jaminnya. Populasi mobil imut berkapasitas mesin 997 cc ini memang lebih banyak dibanding kompetitornya.
Image merek dan jaringan layanan purna jualnya menjadi keunggulan. Sayang, teknologi mesin masih konvensional dan hanya tersedia pilihan transmisi manual membuat seterunya kerap menyodok di pasaran. Apalagi desain bodinya yang kotak lebih cepat tertinggal modelnya.
Namun soal harga jual, boleh diadu. "Saat ini harga bekasnya rata-rata bisa 20 % lebih mahal dari harga seharusnya," tutup Rino. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR