Khususnya pada bagian kelistrikan yang tak kasat mata. Baik kelistrikan pada bagian mesin, transmisi maupun bodi. “Bila dibiarkan bisa berbuntut mobil mogok bahkan terbakar,” papar Michael Andries dari M-Tuning di area Pondok Cabe, Jaksel.
Kelistrikan yang dimaksud tak melulu kabel, tetapi bisa juga sekring, relay, terminal, aki dan bahkan alternator sebagai pembangkit listrik dan sistem pengapian mesin macam koil, kabel busi, igniter, distributor atau electric fan.
Bila dirunut satu persatu, pasti njelimet dan bikin pening kepala lantaran kelistrikan hanya bisa dideteksi dengan alat seperti AVO Meter atau test pen. “Idealnya kelistrikan perlu ditangani secara serius setiap 5 tahun sekali,” jelas Buang dari Dimas Motor di bilangan Pondok Cabe, Jaksel.
Khususnya untuk besutan BT90s yang berasal dari negara Eropa atau Amerika. Kabel dan kelistrikannya lebih rentan ketimbang mobil Jepang atau Asia lainnya.
“Tak ada yang bisa memastikan namun pada kenyataannya mobil Eropa memang lebih sering bermasalah dengan kelistrikan,” jelas Buang lagi. Lantas apa saja yang perlu dicermati agar besutan dream car BT90s tak berubah menjadi nightmare?
Buang memberikan tips pada bagian komponen kelistrikan yang telah berusia di atas 15 tahun. Paling utama, memeriksa dari sumbernya terlebih dulu, alternator dan aki.
Alternator alias generator listrik idealnya memiliki daya tahan maksimal sekitar 10 tahun. Lewat dari itu dipastikan tak lagi mumpuni menyuplai listrik ke aki. “Mau diservis berulang kali tetap tak maksimal lantaran kumparan dan daya magnet sudah lemah,” paparnya.
Bisa ketahuan melalui tes AVO Meter pada saat mesin stasioner. “Bila pengisian tak lebih dari 12 volt berarti alternator sudah lemah,” ungkapnya. Tak ada salahnya mengganti unit baru atau swap dengan alternator copotan mobil tahun muda.
Beralih ke kabel dan sambungan seperti terminal (konektor). Tanpa disadari terminal (konektor) berbahan kuningan dan kabel tembaga sudah beroksidasi dengan udara dan air sehingga daya hantar listrik menurun. Percuma saja bila aki dan alternator sudah bagus tetapi kabel dan konektor jelek.
Tak hanya permukaan logam yang terkontaminasi, juga kondisi serabut kabel yang mulai gosong akibat setrum berlebihan atau korsleting ringan. “Hambatan menjadi tinggi sehingga suplai listrik ke obyek yang terhubung kabel mendapat setrum di bawah rata-rata,” ujar Michael lagi.
Belum lagi kalau sambungan kabel dengan konektor mulai berangsur putus sehingga hanya beberapa helai serabut yang tersambung ke konektor. “Kalau sudah begini, mau tak mau ganti kabel baru dari ujung ke ujung,” wanti Buang.
Ini berlaku untuk semua kabel jenis AWG yang terdapat di seluruh kabin mesin, kabin penumpang dan bodi. “Makanya ada istilah urut kabel biar wiring system bisa kembali ke semula,” terang Mike, panggilan akrab Michael.
Bila kabel dirasa sudah normal, tinggal mengintip kotak sekering yang berisi belasan sekring. Akibat oksidasi, korselting ringan atau hawa panas dari mesin bisa menyebabkan sekring dan relay di dalam kotak sekering ikutan ‘gerah’.
Tak usah ragu untuk mengganti sekering yang sudah jelek dengan yang baru dan sesuaikan dengan spesifikasi pabrik. “Sekaligus di cek apakah ada kelebihan beban akibat by-pass atau penambahan obyek,” papar Buang yang juga jago merakit kabel bodi anyar ini.
Bisa dibayangkan bila besutan sudah memakai sistem injeksi yang mengandalkan kelistrikan berarus sangat lemah untuk suplai listrik ke ECU (Engine Control Unit), injektor dan air flow meter. Ada kelainan sedikit saja pada pasokan listrik, hardware sensitif tadi langsung terganggu.
Ini juga berpengaruh ke sistem lainnya seperti pengapian, pendinginan mesin (sensor thermostat) hingga kipas elektrik yang bekerja saling berintegrasi. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR