Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Nitrogen Dan Angin Biasa, Pilih Nyaman Atau Aman?

billy - Selasa, 10 Januari 2012 | 08:04 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption
 
JAKARTA - Satu-satunya penghubung kendali antara pengemudi dengan permukaan jalan adalah ban. Secanggih apa pun sistem yang ada di mobil serta kepiawaian pengemudi, semua tertumpu pada traksi ban ke permukaan jalan yang menentukan keselamatan dan kenyamanan berkendara.

Sedangkan kondisi ban yang memberikan traksi baik ke jalan, sangat dipengaruhi tekanan angin ban. Lantas pilihan untuk mengisi ban yang mana lebih baik?

GROSS WEIGHT
Saat ini sudah banyak yang mempercayakan pada nitrogen untuk mengisi angin ban. Tentu dengan adanya outlet pengisian yang lebih tersebar. Sementara, angin ‘biasa' pun tetap menjadi pilihan dalam mengisi tekanan angin ban agar menggelinding normal.

Nah, patokan apa sih yang dipakai untuk mengisi angin ban? Sebenarnya, tekanan angin ban yang bisa dijadikan patokan sudah ada pada mobil, yang biasanya tertera pada pilar B pintu depan kanan. Di sana tertulis berapa tekanan angin ban depan dan belakang yang perlu diisi ke dalam ban.

"Tetapi, perlu diketahui itu merupakan patokan dalam kondisi gross weight (berat kosong, red)," ungkap Taqwa SS dari bengkel Garden Speed di Cilandak, Jaksel. Menurutnya, keterangan itu adalah patokan menggunakan ban ukuran standar seperti yang tertera pada stiker, dengan kondisi mobil tanpa penumpang dan barang.

"Jika diisi barang dan orang lebih banyak, sebaiknya ditingkatkan lagi hingga 3 psi lebih besar," terangnya. Nah, lantas apa hubungannya dengan angin biasa dan Nitrogen?


 Stiker pada pilar menunjukan keterangan untuk kondisi kosong(kiri). Untuk Nitrogen tekanananya lebih tinggi(kanan atas). Permukaan gundul di tengah pertanda kurang tekanan angin ban(kanan bawah).
Seperti diketahui, sifat gas nitrogen lebih stabil terhadap peningkatan suhu. "Jadi pengembangan gasnya lebih sedikit ketimbang angin biasa," lanjutnya. So, saat menggunakan gas nitrogen, perlu menambahkan angin ban lebih banyak lagi.

Misal, dengan patokan keterangan di stiker pada pilar B tadi, tertera 28 psi, maka dengan asumsi ada orang dan barang, menjadi 30 psi. Nah, ketika ingin menggunakan gas nitrogen, menjadi 32 psi.

Kenapa? "Dengan nitrogen yang pengembangan udaranya lebih sedikit, akan mencapai tekanan yang sama dengan angin biasa di titik yang sama," katanya.

Misal, tujuan akhirnya adalah 35 psi, saat pakai nitrogen, perlu tambah hingga 32 psi. Sementara dengan angin ban biasa diawali dengan 30 psi saja. "Karena setelah digunakan dan menerima panas, tekanan anginnya akan mencapai 35 psi juga," lanjutnya.

Taqwa tambahkan, tekanan angin ban yang terlalu rendah justru lebih berbahaya dan berisiko ban meledak, ketimbang tekanan terlalu tinggi. "Tapi kenyamanan pasti berkurang. Pilih mana, aman apa nyaman?" ujar lelaki berambut keriting itu.  (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa