Sedangkan Yoeliyono yang juga kebetulan wakil ketua SFC sampai mengaplikasi WMI (Water Methanol Injection). Makin cool karena kaki-kaki disupport pelek lingkar besar R20 inci. Pastinya tak hanya mereka bertiga, hampir semua anggota SFC lakukan hal sama.
Seperti komunitas klub mobil lainnya, kegiatan turing juga merupakan salah satu agenda mereka. Nah di sinilah keterkaitan aplikasi lampu led berwarna biru yang ditanam pada palang tengah roofrail menguatkan hal itu, disamping bertujuan mempermanis tampilan.
Maksudnya bagian atap enggak dibiarkan kosong tanpa aksesori. Menurut mereka, aplikasi led tersebut berguna kala mereka jalan berombongan. Yakni mengindikasikan mereka sedang lewat. Ketimbang memasang rotator lamp yang sudah enggak boleh diaplikasi sembarangan dan lebih berkesan arogan. Lantas warna biru dipilih karena diklaim lebih terang ketimbang Putih atau Kuning.
Secara singkat aplikasi lampu led enggak merusak apalagi mempengaruhi kelistrikan mobil. Karena watt-nya kecil sekitar 3 watt. Sedangkan jumlah led yang dipasang disesuaikan dengan panjang plat dudukan led antara tiang roffrail kiri dan kanan.
“Kalau dihitung ada 8 kotak lampu led. Masing-masing kotak itu terisi 4 lampu led yang saling terkoneksi. Total semua 32 led. Posisi kabelnya menelusup lewat kaki dudukan roofrail dan ke plafon, lalu tersambung pada modulnya,” urai Yoeliyono yang juga owner Karoseri Center (KC) Semarang, tempat dimana led itu bisa dipinang sekaligus diaplikasi.
Bila ditotal dayanya kurang dari 100 watt
Wah turing nyaman dan tertib deh! (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR