Jakarta - Masih seringnya frekuensi curah hujan di beberapa daerah di Tanah Air, termasuk Ibu Kota membuat sebagian pemakai mobil merasa was-was.
“Kalau mobil kena hujan terus, remnya suka bermasalah," keluh Vania Natalia, mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanegara, Jakbar.
Pembesut Suzuki Swift 2008 ini kerap mengalami rem seperti lengket mencengkram, apalagi ketika musim hujan. Setelah berkonsultasi dengan pihak bengkel resmi, penyebabnya langsung terdeteksi.
"Ini efek dari melintasi genangan atau sehabis kena banjir," ungkap Solikhin, service manager Suzuki Cempaka Putih, Jakpus. Lebih lanjut, pria berkumis ini banyak menemukan kasus seperti ini pada mobil-mobil yang masih menerapkan rem model teromol di roda belakang.
Efek rem lengket atau seperti macet, penyebab disinyalir karena kampas rem masih lembab. Terjadi setelah komponen rem di teromol basah akibat tergenang, apalagi jika frekuensinya sering. Efeknya, air dapat mengendap di permukaan dalam teromol.
Dari kasus yang banyak terjadi, dalam keadaan masih lembab, kondisi mobil terparkir dengan posisi rem tangan aktif atau ditarik dalam jangka waktu yang lama. Kondisi seperti ini yang menjadikan rem 'lengket' atau kadang menimbulkan bunyi gesekan ketika dijalankan.
Setelah berkonsultasi dengan pihak yang lebih mengerti, Vania punya beberapa solusi. Yang utama, perhatian musti ekstra. Penyuka Mini Cooper ini menyarankan setelah melewati genangan, terlebih frekuensinya banyak, posisi rem tangan jangan ditarik dulu (Gbr.1).
Apalagi jika kejadiannya kondisi mobil terparkir lama setelah menerjang genangan atau banjir. Jika posisi garasi maupun lahan tidak rata dan cenderung menurun, bisa menggunakan balok kayu atau batu bata untuk mengganjal roda mobil ketika rem tangan tidak diaktifkan (Gbr.2).
Solikhin mewanti untuk tetap memperhatikan komponen rem seperti sepatu rem pada teromol roda (Gbr.3). Disarankan pengecekan rem yang teratur dianjurkan karena kondisi basah dapat menimbulkan kerak. Karena dengan kinerja normal sebenarnya sudah mengikis air. Begitu juga adanya celah ventilasi diyakini dapat mempersingkat kelembaban yang efeknya memulihkan daya rem.
"Kalau ketebalan sudah kurang dari seperempat idealnya diganti dengan baru, umur pakainya lebih lihat ke fisik tergantung pemakaian," saran Solikhin yang juga mengingatkan penggantian minyak rem secara rutin, merujuk ke perawatan berkala yang direkomendasikan pabrikan.
Di teknologi rem cakram, kasus seperti ini jarang ditemui. Sebab bentuk fisik rem cakram itu sendiri yang tidak memungkinkan untuk menyimpan air. "Sekarang jadi lega deh," senyum Vania yang juga handal membuat kue ini. (mobil.otomotifnet.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR