OTOMOTIFNET - Corona masih mencuri perhatian banyak orang meski sudah tidak diproduksi lagi. Apalagi bagi mereka yang menghargai nilai keantikan mobil yang kali pertama diluncurkan 1957 ini. Di Indonesia sendiri, Corona mulai diproduksi pertengahan 1971.
“Pada tahun 1976 Toyota kembali meluncurkan Corona dengan model baru. Dimensinya lebih besar dibanding model sebelumnya, interiornya pun lebih mewah,” jelas Pakde Bei Budiono, pengamat mobil antik seraya menyebut nomor hape 0816-1175041.
Kemudian pada tahun 1978, Corona di-refreshment dengan mesin 2.000 cc. Lalu pada akhir 1979, Corona pun kembali mengalami perubahan desain. Yang paling jelas terlihat adalah menggunakan 4 buah lampu model kotak (sebelumnya 4 buah lampu bulat). Interiornya juga mengalami banyak perubahan, plus suspensi belakang, juga sudah mulai mengadopsi per keong.
Di tahun 1981, Toyota Corona TT diluncurkan dengan desain yang tak jauh beda. Hanya saja mesinnya berkapasitas 1.800 cc dan interiornya berwarna coklat. Berikutnya adalah Corona Mark II yang diluncurkan akhir 1982 dengan perubahan model, juga pada sektor mesin.
Lalu 1986, varian GL dengan model yang baru. Sekitar setahun kemudian Corona EX-Saloon juga diluncurkan menggantikan Corona GL. Walaupun modelnya mirip dengan Corona GL, namun EX-Saloon ini mengalami serangkaian “revisi” dari GL.
Berikutnya, pertengahan 1988, Corona menggunakan mesin twincam dengan sistem injeksi yang berkapasitas 2.000 cc. Speedometernya menggunakan model digital. Selain itu Corona ini juga diproduksi dalam versi “specdown” yang lebih ekonomis dengan mesin milik adiknya Corolla Twincam yang berkapasitas 1.600 cc dengan sistem karburator. Speedometernya pun menggunakan sistem analog.
Di tahun 1992 Absolute Corona hadir dengan modelnya yang lebih besar, desainnya lebih mewah dengan kapasitas mesin 2.000 cc dan 1.600 cc. Absolute Corona ini terus diproduksi sampai tahun 1998, sebelum akhirnya posisinya di ambil alih oleh Toyota Camry.
“Meski begitu, hingga kini Toyota Corona tetap mendapatkan tempat di hati banyak orang. Terbukti di pasaran mobkas Corona dari berbagai tahun masih banyak yang mencari, dan rata-rata kondisinya pun masih terbilang bagus dan terawat,” bilang Pakde Bei Budiono yang juga kolektor Corona di kawasan BSD, Tangerang.
Untuk estimasi harga, Corona Twincam 2.0 1988-1990 dibanderol Rp 23 juta hingga Rp 27 juta. Lalu 1991-1992 dibanderol Rp 29 juta-Rp 33 juta. Namun, kalau semakin antik, pasaran harga gelap. Alhasil, harga Corona antik justru bisa tinggi.
Penulis/Foto: Kyn / Kyn
Editor | : | Editor |
KOMENTAR