Seperti yang diutarakan Ferry Yuniarto, pendiri dan pengurus Ayla Club Indonesia, bahwa penerapan nonsubsidi sebaiknya tidak hanya untuk mobil LCGC. “Tetapi kendaraan berkapasitas besar atau kelas premium juga harus diatur lantaran “porsi” terbesar justru ada pada mobil tersebut,” bilang Ferry.
Hal senada juga dilontarkan Panca selaku ketua dan pendiri Agya Club Indonesia. “Kalau perlu tidak hanya mobil LCGC dan mobil mewah saja yang harus memakai BBM nonsubsidi tapi seluruh jenis mobil biar adil,” ungkapnya. Lanjutnya, kesadaran dari diri masing-masing dan hukum yang tegas juga diperlukan agar program ini berjalan dengan kondusif, karena masih banyak kendaraan mewah yang memakai BBM bersubsidi.
Dalam kondisi yang semakin memanas ini, Sudaryatmo, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) ikut urun rembuk. Pria ramah ini juga prihatin dengan kondisi yang sedang terjadi.
Katanya, seharusnya pemerintah dengan produsen mobil saling duduk bersama guna menelaah imbas yang akan terjadi bila LCGC ini dihadirkan, salah satunya adalah mengontrol penggunaan bahan bakar bersubsidi yang dipakai. “Bukan setelah mobil tersebut dipasarkan,” ujarnya bersemangat.(mobil.otomotifnet.com)
Editor | : |
KOMENTAR