Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Technical Seminar LIQUI MOLY, Coba Membantu Bengkel

billy - Selasa, 19 Maret 2013 | 07:03 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Bagi pemilik kendaraan di Indonesia, nama Liqui Moly (LM) sudah tidak asing lagi, karena produknya sudah lama dan banyak beredar di sini. Bahkan penyuka balap F1, pastinya sering melihat nama LM yang terpasang di mobil tim Jordan di tahun 2002. Ya, karena perusahaan pelumas, aditif dan car care asal Ulm, Jerman ini memang sudah ada 70 tahun lebih.

"Di Indonesia, Liqui Moly sudah lama dimasukkan distributor atau bawa langsungan. Tetapi kami PT Trioline Agung Perkasa (TAP) menjadi authorized distributor resmi mulai dua tahun kemarin dan baru tahun ini melakukan gebrakan pasar," jelas Handoko Setiono, Managing Director PT TAP pada acara Technical Seminar ‘The Future Is Now' di Swiss-Belhotel, Jakarta (6/3).

Seminar ini dihadiri para pemilik dan teknisi bengkel. Karena memang TAP ingin merangkul mereka sebagai partner. Pada kesempatan ini, dijelaskan berbagai produk LM disertai demo-demo, "Agar mitra kita lebih yakin dengan produk ini," lanjutnya.

Acara dipandu Gordon Lit, Applicant/Engineer of Liqui Moly Asia-Pacific. Pria asal Singapura ini memberi penjelasan fungsi dari sebuah produk dan bagaimana cara kerjanya. Seperti engine flush, injection cleaner, valve cleaner. Karena problem kendaraan di Indonesia paling banyak mengenai karbon.


Ini dimaksudkan agar pihak bengkel mendapatkan keuntungan tetapi melakukan pekerjaan dengan hemat waktu dan tidak mengeluarkan uang banyak untuk biaya peralatan kerja. Dicontohkan kalau ada customer datang ke bengkel untuk bongkar mesin, maka pengerjaannya makan waktu.

"Dulu kalau ada 3 mobil masuk, ditangani 3 mekanik dan dikerjakan 3 hari. Setelah bongkar dan dipasang, jika ada kerusakan, bengkel yang ganti. Tetapi kini dengan menggunakan produk LM, biarkan produk itu yang bekerja. Sekarang 1 mekanik bisa kerjakan 10 mobil, tidak perlu buka mesin," kata Gordon.

Ia mengibaratkan, kini pemilik bengkel atau teknisi sebagai dokter, bengkel rumah sakit dan customer sebagai pasien. Jadi begitu ada mobil masuk bengkel, teknisi cukup dengan mendengar suara atau meraba, sudah dapat didiagnosis apa problemnya.

"Intinya kita ingin menolong bengkel. Untuk sementara yang kita kedepankan produk pelumas dan aditif. Kedepannya, bisa mengenai produk perawatan," tutur Handoko. (mobil.otomotifnet.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa