Tapi ini justru menjadi masalah besar bagi Rafid Topan Sucipto selaku pembalap asal Indonesia yang berlaga di ajang balap Moto2. Pembalap yang disponsori oleh Evalube itu, menjadi salah satu pembalap yang harus menggunakan pemberat agar mencapai bobot minimum dan angka aman jika terjadi penurunan bobot badan usai balapan berlangsung.
Tidak tanggung-tanggung, penambahan pemberat yang harus diemban oleh Topan adalah sebesar 5 kg. Kabarnya penambahan ini akan terapkan pada motor.
“Jika bobot kurang, itu akan jadi masalah. Mungkin penambahan bobot dari timah seberat 5 kg, akan dialokasikan pada motor. Tapi resikonya, tim QMMF harus bekerja keras karena distribusi bobot di motor bisa berubah banyak. Makanya tim harus lebih hati-hati,” jelas Dyan Dilato, manajer pribadi Rafid Topan.
Cara lain agar ia bisa bermain lebih aman, adalah dengan membagi bobot 5 kg tersebut. Mungkin sebagian bisa ditempatkan di badan Topan. Mengingat jika alokasinya di motor semua, mungkin akan menganggu kinerja motor. Terkecuali jikalau setting yang pas sudah ditemukan, mungkin itu akan lebih baik. Agar Topan tetap lincah dalam bergerak. (otosport.co.id)
Editor | : | Bagja |
KOMENTAR