Ya, hal ini belum lama dialami Hokky Krisdianto, pembalap dari tim Tunas Jaya Federal Oil KYT. "Beberapa minggu lalu, saya mendengar kabar, Honda New Blade (HNB) yang saya tunggangi mengadopsi rangka Yamaha Jupiter Z. Sontak saya kaget, pasalnya hal itu salah besar. Namun kalau sasis standarnya dirombak untuk memperoleh handling yang lebih optimal, itu baru benar," tutur pembalap asal Muntilan, Jateng.
Perlu Custom
Menurut pria usia 31 tahun ini, untuk keperluan balap, sasis standar semua motor; Yamaha, Honda maupun Suzuki, perlu dicustom, menyesuaikan karakter pembalap. "Dari pertama balap, tahun 1996 hingga 2011, saya memang pakai motor Jupiter, tapi soal handling, sasis HNB juga tak jauh berbeda. Semua perlu ada ubahan pada bagian tertentu, untuk memperoleh kestabilan yang optimal," kekeh pria yang tinggal di bilangan Kemayoran, Jakpus.
Hal ini juga diakui M Nurgianto, pembalap Honda OEI Connection INK Federal Oil. "Meski sasis standar HNB enggak ada masalah saat dipakai balap, namun memang perlu dicustom. Seperti posisi tangki bensin yang awalnya di belakang, dipindah ke depan. Lalu posisi dudukan sok belakang bagian atas, juga perlu dimajuin," ungkapnya.
Masih ujar pria berambut cepak ini, "Saya sendiri juga sempat membesut Yamaha, tapi masalah handling lebih enak Honda atau Yamaha, menurut saya sama saja. Semua tergantung cara bawa dari masing-masing pembalap".
Setting Suspensi
Sedikit berbeda dengan HNB tunggangan Alhdila Eka Darma, joki dari tim Honda Daya Denso Castrol Showa NHK Jayadi Racing Team. "Meski posisi tangki bensin enggak diubah, namun handlingnya tetap enak. Yang pasti kunci utama bikin handling HNB lebih optimal adalah setting suspensi belakangnya," tutur pria usia 25 tahun.
Masih ujarnya, "Meski 2 tahun yang lalu saya pakai Yamaha Jupiter dan sekarang pakai HNB, biar handling tetap nyaman dan stabil adalah pintar-pintar kita beradaptasi terhadap karakter tunggangan. Bagi saya, kedua sasis ini sama saja".
Hal senada juga diakui Wawan Hermawan, pembalap dari tim Astra Motor Racing Team (ART). "Untuk optimalkan handling HNB, selain rangka belakang dipapas dan memindah posisi tangki bensin ke depan, yang paling utama adalah setting suspensi belakang. Pakai sok Ohlins, hanya butuh beberapa kali latihan dan setting suspensi, handlingya makin optimal," aku pria usia 27 tahun ini.
Wawan juga mengungkapkan pernah mencoba HNB kondisi standar dengan tangki bensin masih di belakang, saat diajak bermanuver sedikit goyang. "Namun itu yang saya rasakan, pembalap lain mungkin ada yang enggak masalah," imbuhnya.
Jadi, mau pakai merek apa saja, semua tergantung kepiawaian pembalap dalam mengendalikan besutannya. Selain itu juga didukung penuh oleh keahlian tunner dalam menyetting besutan, terutama di sektor handling. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR