"Orang tua mengharapkan anaknya oke, tau-tau disikat sama pembalap lain. Kan bisa berantem. Satu tim aja suka ada yang berantem," aku Mursid seputar dinamika mengasuh peserta latih di sirkuit gokart Sentul, Jabar (17/7). Tambahan, bukan rahasia lagi kalau orang tua pegokart banyak yang datang dari kalangan atas dengan kekuasaan yang besar. Sehingga ego di pinggir lintasan kerap lebih besar ketimbang adu kebut pembalapnya sendiri.
Karena itu, dari awal banget pria plontos ini memberi pengarahan kepada orang tua pembalap supaya mereka bisa menjadi orang tua yang baik. Maksudnya agar mereka juga tak terbebani emosi saat menghadapi insiden di dalam lintasan. "Kadang ada orang tua yang nanya, saya bilang, kalau keberatan ajuin protes, bikin surat kirim ke pimpinan lomba dan kasih uang jaminan. Nanti diadakan hearing, orang tua dipanggil," terang Mursid.
Menurutnya, pengarahan seperti itu penting. Karena kalau enggak, orang tua akan mencari jalan keluar sendiri. "Ya, temperamen tinggi semua karena orang tua kepancing emosi. Yang benar itu orang tua melepas anak ke tim. Seperti Bone Minang orang tua Perdana Putra Minang, ia lepas anaknya ke tim. Kalau ada apa-apa dia enggak nanya sendiri, tapi nanya ke tim," tutup Mursid sembari memberi contoh. (otosport.co.id)
Editor | : | billy |
KOMENTAR