Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

APRC Makassar Hampir Pasti Batal

Editor - Kamis, 26 Agustus 2010 | 11:09 WIB
No caption
No credit
No caption

OTOMOTIFNET -  Sungguh tragis nasib reli Indonesia. Pernah sukses 2 kali menggelar World Rally Championship (WRC), kini seri Asia Pacific Rally Championship (APRC) yang telah dijadwalkan di Makassar, 25-26/9 pun harus batal karena promotor kekurangan dana. Berbagai upaya tengah dilakukan, namun tampaknya susah memindahkan lokasi dari Takalar ke Balikpapan karena terbentur berbagai faktor. Indonesia pun terancam tak bisa menggelar event serupa untuk kurun waktu lama.

Mendadak
Sekitar sebulan setelah menyatakan membatalkan sisa seri kejurnas dan kandidat WRC, Bloedus Management Indonesia (BMI) selaku promotor nasional reli kembali ‘membuat kejutan'; membatalkan seri APRC di Indonesia. Dua alasan diapungkan yakni karena kondisi trek di Takalar yang kurang memenuhi syarat karena diterjang hujan dan kekurangan dana.

Kontan membuat geger. Pasalnya, pernyataan ketidaksiapaan itu hanya sebulan menjelang pelaksanaan. Sebagian peralatan reli dari luar negeri  bahkan telah mendarat di pelabuhan Tanjung Priok. "Hal tersebut 100 persen kesalahan BMI. Event tinggal sebulan, mereka baru kasih tahu PP IMI. Perwakilan IMI di APRC working group akan menyampaikan apa adanya kepada APRC working group. Kita serahkan keputusannya kepada APRC. Lain kali, PP IMI akan hati-hati dalam menunjuk promotor.  Terutama dari sisi pendanaan," ujar Ari Batubara, ketua PP IMI.

Memang belum resmi batal. Namun dari durasi waktu yang ada, sepertinya tidak cukup untuk mengupayakan APRC bisa berlangsung. Apalagi salah satu alasan karena kondisi trek di perkebunan tebu Takalar rusak parah. "Hancurnya masa depan reli dan pereli Indonesia di mata internasional karena dibatalkan dalam waktu yang sangat singkat. Kini saatnya IMI untuk bereaksi," kata Ricardo Gelael, pereli senior.

Meski begitu, berbagai upaya terus dilakukan. Termasuk untuk memindahkan ajang reli ke Penajam Utara, Balikpapan, Kalimantan Timur yang secara trek memang siap. Mungkin IMI Kaltim dan pemda tidak ada masalah. Namun mengubah shipping peralatan reli yang semula dari Jakarta-Makassar menjadi Jakarta-Balikpapan membutuhkan biaya tersendiri. "Yang paling krusial approval FIA. Pasalnya, Balikpapan belum pernah dipakai  reli regional dan APRC," sebut Irawan Sucahyono, kadep olahraga PP IMI.

Soal kekurangan dana, dinyatakan telah ada kesepakatan untuk patungan antara BMI dan PP IMI. Total dana yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan seri APRC sekitar Rp 2,5 miliar. Namun itu juga belum konkret. Kabarnya, Ricardo Gelael sempat tertarik untuk membantu soal penandaan. Hanya saja ketika disodori nominal segitu, Kadok, sapaannya, memilih mundur karena  berarti seluruh beban pembiayaan ditanggungnya.

Upaya lain juga dilakukan Murray Brown, koordinator APRC  yang  bersama FIA, dewan eksekutif APRC dan organizer lokal masih mengusahakan APRC Indonesia tetap berjalan.  "Saya tidak mau berspekulasi apapun terhadap dampaknya saat ini maupun jangka panjang.  Kami semua masih fokus untuk menjalankan seri tersebut, karena ini tidak hanya menyangkut pembatalan saja, tapi juga seluruh peserta yang datang dari berbagai negara," sebutnya saat dikontak OTOMOTIF. Menurut Murray, kepastian batal  atau berjalannya event akan ditentukan  Rabu (25/8). 

Batalnya seri APRC Makassar cukup memukul Jeffrey JP. Pasalnya, Jeffrey selama ini dikenal sebagai ujung tombak BMI. Padahal sebenarnya ia hanya seorang pehobi reli dan profesional di bidang manajemen reli. Kabarnya Jeffrey sendiri sempat shock atas keputusan keluarga Aksa Mahmud (pemilik BMI) yang membatalkan APRC Makassar.

"Ini keputusan yang susah, karena sudah hampir 3 tahun terakhir  tidak mendapat respon yang positif dari sponsor. Sehingga memberatkan BMI jika terus menggelar APRC. Namun ini juga di luar wewenang kami, karena urusan finansial sudah ada yang bertanggung jawab sendiri. Hingga saat ini, kami masih terus melakukan berbagai upaya agar event tetap bisa terselenggara," ujar presiden direktur BMI itu mencoba tegar.

Rumor yang beredar, pembatalan APRC Makassar bukan murni keputusan Sadikin Aksa selaku chairman BMI. Melainkan permintaan dari Aksa Mahmud, sang ayah. Sebenarnya nominal Rp 2,5 miliar relatif bukan angka yang besar bagi keluarga mantan wakil ketua MPR yang juga memiliki pabrik semen Bosowa itu. Kabarnya, sejak awal Aksa  kurang sreg anaknya menggelar reli yang dinilai menghamburkan uang.  

Dampak dari pembatalan ini menampar muka Indonesia, khususnya IMI. Karena dipastikan untuk beberapa tahun ke depan tidak bisa menggelar event serupa. Apalagi sudah ada 2 negara yang waiting list menjadi penyelenggara APRC yakni India dan Thailand. Selain itu, Indonesia juga akan terkena sanksi berupa denda uang untuk mengganti peralatan reli yang sudah terlanjur sampai Tanah Air.

Penulis/Foto: Bud, Toncil / Johan

Editor : Editor

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa