OTOMOTIFNET - Secara penampilan, Yamaha Mio Soul tergolong gagah. Bodi besar bergaris tegas, spidometer futuristik, ditunjang lampu depan besar. Sesuai pasar yang dituju, pria usia muda yang doyan skutik.
Namun sudah rahasia umum, akselerasi motor buatan PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) ini, tergolong lambat. “Saat start bareng di lampu merah pasti ketinggalan, apalagi di jalur menanjak, pasti kedodoran,” ujar Ahmad Abidin, penunggang Mio Soul yang doyan turing.
Tak perlu heran, karena saat diukur pakai dynamometer Sportdyno V3.3 milik PT Global Motorindo, tercatat tenaga hanya 7,8 dk/7.285 rpm. Sedang torsi 9,37 Nm/5.109 rpm.
Grafik tenaga dari putaran bawah merambat pelan, kemudian datar sampai putaran 8.400 rpm, lalu turun pelan. Grafik torsi terlihat hanya bagus sampai 5.300 rpm, kemudian menurun.
“Makanya pada putaran bawah lari motor terasa tak lepas, baru atasnya lumayan nendang, itu pun kalau treknya panjang,” lanjut pria yang biasa dipanggil Telo itu. Sama dengan yang diungkap rekan-rekan Mr. Testo, baik lewat email (mr.testo10@gmail.com) atau facebook (Tester Otomotif)
Biar akselerasi meningkat, Telo minta bantuan Bie Hau. Tak lain pemilik bengkel Samudra Jaya Motor di kawasan Palmerah, Jaksel. Garapannya cukup tenar di kalangan speedgoers.
Hasilnya tak mengecewakan, karena saat diukur pakai alat yang sama, tenaga menjadi 11 dk/5.620 rpm, sedang torsinya 14,62 Nm/5.245 rpm. Artinya terjadi kenaikan tenaga sebesar 3,2 dk, sedang torsinya 5,25 Nm!
Jika memperhatikan grafiknya, tenaga langsung nendang sampai putaran menengah, lalu menurun pelan namun tetap di atas standar. Kenaikan torsi lebih gila, sayang penurunannya tergolong drastis, namun tetap di atas standar.
“Kini tiap lepas lampu merah selalu terdepan,” puas Telo. Apa sih yang diubah Bie Hau? “Tak banyak kok ubahannya,” ujar mekanik yang beralamat lengkap di Jl. Palmerah Barat No.51, Jaksel. Penasaran? Yuk dibedah saja!
Blok & Kepala Silinder
Blok berikut isinya diganti paket bore-up buatan TDR, dipilih yang berisi piston 58,5 mm. Sehingga awalnya 113,6 cc, jadi 155,5 cc. Pemasangannya menurut Bie Hau tak ada ubahan. “Hanya coakan klep dibikin ulang, sesuai klep standar,” tuturnya.
Kepala silinder disentuh saluran in dan ex. “Di-porting, bagian yang mengganggu aliran dipapas pisau korek,” lanjut mekanik yang dibantu dua mekanik itu.
Pengatur buka-tutup klep bawaan pabrik digudangkan. Gantinya kem tanpa merek buatan Thailand. Dipilih lantaran punya durasi dan lift lebih tinggi, namun saat overlap, klep standar masih aman. “Angka tepatnya belum saya ukur,” jujur Bie Hau.
Pelepas gas buang standar tetap diandalkan. Hanya dibuang dua sekat yang ada di silencer. Efeknya pembuangan lebih lancar, namun suara masih mirip bawaan pabrik. “Bahasa gaulnya bobok halus.”
Waktu pembakaran diatur CDI buatan BRT, dipilih tipe Hyperband. Sedang sepul, koil, dan busi tetap pakai bawaan motor.
“Hanya ganti puli yang punya kemiringan lebih tajam, tepatnya 13,5º dari 14º, sehingga V-belt bisa lebih cepat terlempar,” papar mekanik yang sering menggarap motor drag ini. Roller dan per tak diubah, padahal telah pakai pelek 17”, kalau ingin lebih enak semestinya roller atau rasio sedikit diperingan.
Part dan jasa | |||
Paket bore up TDR | Rp 600.000 | ||
Noken as | Rp 450.000 | ||
Bobok knalpot | Rp 150.000 | ||
Puli Kawahara Step 2 | Rp 280.000 | ||
CDI BRT Hyperband | Rp 350.000 | ||
Jasa | Rp 300.000 | ||
Total | Rp 2.130.000 | ||
Data performa | |||
Standar | Upgrade | Kenaikan | |
Tenaga | 7,8 dk / 7.285 rpm | 11 dk / 5.620 rpm | 3,2 dk |
Torsi | 9,37 Nm / 5.109 rpm | 14,42 Nm / 5.245 rpm | 5,25 Nm |
Samudra Jaya Motor | 0816-976566 / 021-95078288 |
Penulis/Foto: Aant / Aant
Editor | : | Editor |
KOMENTAR