OTOMOTIFNET - Kendati keberadaannya sudah digantikan Mega Pro, namun pemakai GL Pro Neotech masih berjibun. Itu terlihat masih banyak yang berlalu-lalang di jalanan Ibu Kota.
Namun umur yang sudah uzur, tentu performanya jadi menurun. Nah bagaimana agar performa motor 160 cc ini kembali segar? Seperti banyak diminta otomania lewat email Mr. Testo (mr.testo10@gmail.com).
Tenang, tiru aja gaya Bemo Dwi Aryanto pada tunggangan kesayangannya. Pengerjaan diserahkan pada bengkel Ondols Selatan Motor (OSM) di Jl. Praja Dalam E No. 35 Gg. H. Maih Kebayoran Lama, Jaksel.
Kelar diutak-atik Nasrudin Kamil, mekanik OSM, GL Pro dites di atas dynamometer merek Dyno Jet tipe 250i milik Sportisi Motorsport di Jl. Cempaka Putih, Jakpus. Catatan paling menonjol dari hasil pengetesan adalah pada kenaikan angka torsi.
Bila dalam kondisi standar 10,2 Nm/6.500 rpm, sekarang menjadi 16,18 Nm/5.400 rpm. Sementara catatan powernya kini nangkring di angka 15,08 dk/7.700 rpm (standar 11,3 dk/8.500 rpm). Wow...
Kenaikan angka torsi dan power pada motor Bemo Dwi Aryanto, tentu meninggalkan sebuah pertanyaan. Apa kira-kira yang sudah dilakukan Chumil, panggilan akrab Nasrudin Kamil? Tenang, mari kita bedah satu per satu.
Kruk as CB, lebih berat! | Piston Tiger coakan klepnya diperdalam |
Kruk As
Bawaan motor diganti pakai milik saudara tua, Honda CB 125 yang telah distroke-up 13 mm. Caranya, menggeser posisi big end sebanyak 6,5 mm. Konsekuensinya, saat pemasangan blok silinder mesti ditambah paking aluminium setebal 6,5 mm.
"Kruk as ini dipilih karena punya bobot lebih besar dari bawaan motor, efeknya jelas, torsi jadi lebih besar. Karena tendangan bandul saat langkah kerja maupun buang lebih besar," terang Chumil.
Piston
Bawaan motor yang punya permukaan jenong diganti pakai milik Honda Tiger. "Dipilih karena permukaannya datar, agar kompresinya tidak ketinggian. Kalau ketinggian tenaga cuma enak di putaran bawah," lanjut bapak berputri satu ini.
Oh iya agar tak membentur klep, coakannya diperdalam 1 mm. Kalau dihitung dengan pemakaian piston standar (63,5 mm), sekarang volume silindernya mencapai 197,83 cc.
Noken As
Mengejar durasi lebih lama dan angkatan lebih tinggi, noken as diganti. "Mengandalkan milik Honda GL Pro CDI atau generasi platina," ujar pria 25 tahun ini. Menurutnya pemasangan juga gampang, hanya membubut dudukan laher disesuaikan dengan laher bawaan motor.
Pengapian
Bahan bakar yang masuk ke ruang bakar sudah banyak, jika tak terbakar sempurna tentu akan mubazir. Nah untuk itu timing pengapian dimajukan 3º. Caranya, menggeser sensor pulser di magnet.
Kopling
Tenaga besar akan mubazir jika kopling selip, untuk mencegahnya pakai per kopling aftermarket yang punya karakter lebih keras. "Pilih yang untuk Tiger ya," tambah pria berkacamata ini.
Part dan jasa | |||
Kruk as+ stroke up + balance | 1,3 juta | ||
Piston kit | 145 ribu | ||
Las + bubut magnet | 85 ribu | ||
Paking alumunium | 150 ribu | ||
Noken as merek Yukowino | 125 ribu | ||
Bubut piston | 125 ribu | ||
Paking full set | 125 ribu | ||
Per kopling marathon | 75 ribu | ||
Busi Autolite | 18 ribu | ||
Jasa | 500 ribu | ||
Total | 2,548 juta | ||
Data performa | |||
standar | Upgrade | Kenaikan | |
Tenaga | 11,3 dk / 8.500 rpm | 15,08 dk / 7.700 rpm | 3,78 dk |
Torsi | 10,2 nm / 6.500 rpm | 16,18 nm / 5.400 rpm | 5,98 nm |
OSM | 08888150672 / 08121-9492284 |
Penulis/Foto: Aant / Aant
Editor | : | Editor |
KOMENTAR