Gbr 1 |
OTOMOTIFNET - Di kalangan skutiker, beredar polemik soal oli basi alias kedaluarsa. Indikasinya, pelumas itu produk lama yang dipajang di bengkel atau toko penjualnya, tapi enggak laku-laku. “Nah, biar ada yang beli, akhirnya dijual murah, deh!” duga Yanto pemakai Yamaha Mio keluaran 2006.
Pijakan pendapat mereka enggak salah, karena mengacu pada produk makanan atau minuman kaleng. Umumnya di kemasan ada kode produksinya, baik bulan dan tahun (best before).
“Karena kalo sudah kedaluarsa, tentu sudah rusak, kan?” timpal Yudi pengguna Honda Vario 2007. Lantas, bagaimana dengan oli?
Nah, menurut Yulfian, Technical Support PT Topindo Atlas Asia, produsen Top1, “Untuk oli tidak ada masa kedaluarsa atau expired, tetapi dengan istilah Obsolete, berdasarkan dari SAE (Society of Automotive Engineers), dan API (American Petrolium Institute) (gbr.1). Ini hanya menentukan jenis dan kualitas oli itu sendiri, bukan masa kadaluarsanya.”
Untuk kode produksi oli tersebut terdiri dari 16 digit angka dan huruf, yang disusun berdasarkan formula oli dikandungnya. Di mana masa berlaku kode itu ditetapkan LEMIGAS dengan sebutan NPT (Nomor Pelumas Terdaftar) (gbr.2) dan setiap 5 tahun sekali harus diperpanjang.
Pada NPT urutannya terdiri dari asal, jenis minyak pelumas dan produksi pelumas. Sedangkan kode produksi pada kemasan antara lain; tanggal, minggu dan tahun produksi (gbr. 3).
Selain itu juga perlu diperhatikan adalah kualitasnya. Kalau tingkat kekentalan mempunyai satuan SAE, sedangkan tingkat mutu juga ada sebutan sendiri yaitu API Service.
Gbr 2 | Gbr 3 |
Untuk tingkatan mutu tersebut ditandai dengan kode huruf yang tertera pada pelumas mesin. “Di mana SAE itu berdasarkan dari kekentalan atau viskositas terhadap perubahan temperatur pelumas yang diukur atau Indeks viskositasnya,” beber pria ramah ini.
Untuk oli bekas, apa masih bisa digunakan? “Buat oli bekas tentu sangat tidak dianjurkan untuk ditambahkan pada mesin, karena sudah teroksidasi dan serpihan logam atau partikel di dalam mesin. Kalo mau dipake lagi harus didaur ulang dulu,” ujar ayah 2 anak ini.
Oh ya, saking banyaknya pelumas di pasaran, tidak hanya beda merek tetapi juga memiliki berbagai spesifikasi. Maka, sebaiknya baca petunjuk manual kendaraan (manual book) dan selalu menggantikan oli mesin yang direkomendasikan di buku pabrikan motor.
Selain itu, untuk karakter oli yang baik pastinya bisa dilihat dari kemasan yang rapi, kode produksi tercantum, kualitas terjamin dan bisa dipertanggungjawabkan, segel rapat dan mendapatkan NPT. Satu lagi, pelumas itu bukan palsu atau bekas daur ulang.
Begitu, Bro!
Penulis/Foto: Teguh / Teguh
Editor | : | Editor |
KOMENTAR