Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Munas PP IMI VII Solo, Satu Malam Pra Pencoblosan

billy - Rabu, 21 Desember 2011 | 08:44 WIB
No caption
No credit
No caption

No caption
No credit
No caption

Calon ketua menyampaikan visi dan misi
Pertama dalam sejarah, IMI diikuti oleh 6 calon Ketua Umum PP IMI dengan latar belakang berbeda. Dari pengusaha, atlet otomotif hingga pejabat pemerintahan, bersaing. 

Tak berlebihan jika Munas IMI VII yang dihajat di Solo (15-16/12) lalu berpotensi menuai jalan buntu dan hujan protes. Tapi, yang terjadi justru sebaliknya. Suasana Munas jauh lebih kondusif dibanding Munas IMI VI 2007 lalu di Semarang.

Saat 2007 di Semarang, pemilihan molor hingga selesai pukul 21:00 WIB. Belum lagi ada demo di luar gedung yang mendukung salah satu calon. Peta perubahan dukungan dari Pengprov dalam hitungan menit. Juga mencuatnya isu politik uang yang beredar. Padahal, Munas IMI VI hanya dua calon yang melaju ke permukaan. Adalah Sadikin Aksa (SA) dan Juliari Batubara. 

Sangat kontradiktif dengan Munas ke-7 di Hotel Sunan, Solo. SA tampak rileks dan bercanda dengan  para pejabat Pengprov. Juga Beni Laos, caketum dari Maluku kerap berseloroh dengan caketum lainnya. Ya, Munas IMI VII ini diikuti oleh Nanan Soekarna, Hotmangaraja Pandjaitan, Sadikin Aksa, Beni Laos, Adiguna Sutowo dan Joni Pramono.

Kondisi yang cair di Solo karena Tim Sukses (TS) masing-masing calon ketua, sudah melakukan penggalangan suara jauh sebelum munas digelar. Dari masing-masing kubu, sudah mengantongi komitmen suara dari beberapa Pengprov. Sehingga, kekuatan sudah bisa dipetakan.

Kendati begitu, intrik dan kontrak politik sehari sebelum pemilihan digelar tetap menarik disimak. Hal ini  karena ada beberapa Pengprov masih ada yang memberikan dukungan ke banyak calon. Sehari sebelum pemilihan, dalam hitungan para TS, Nanan unggul dengan 19 suara. Disusul Hotman 15 dan Adiguna 8 suara. Sadikin Aksa 6 suara. Benny dan Johny hampir tidak ada suara. Kalau ditotal jumlah suara 38. Padahal, jumlah Pengprov IMI cuma 33. Artinya, ada suara ganda.

Sampai sempat tercium politik uang dari salah satu calon yang membuat calon lainnya hampir terpancing untuk main kangtaw. Tapi, isu ini segera diralat dan menjadi komitmen bersama untuk tidak menggunakan money politic.
Tidak heran jika malam sebelum pemilihan, menjadi kunci seorang calon bakal terus maju, mundur atau memilih berkoalisi. Karena, suara dari Pengprov sudah dikantongi beberapa calon.

Ketika pemilihan digelar, Benny Laos dan Sadikin Aksa menyatakan mundur serta menyampaikan dukungannya pada Nanan. Disusul oleh Adiguna Sutowo yang tidak jelas dukungannya. Tapi, dari spekulasi yang beredar, suara Adiguna diarahkan ke Nanan, dengan kontrak politik  tim Adiguna bakal di kabinet Nanan, khususnya di Bidang Olahraga. Begitu pun dengan SA yang digadang-gadang bakal menduduki kursi wakil ketua umum.

Setelah penghitungan, Nanan Soekarna memperoleh 21 suara, disusul Hotma Pandjaitan 12 suara. Sedangkan Joni Pramono tidak mendapatkan suara. Karena lebih dari 50 persen, maka pemilihan hanya digelar satu putaran. Nanan pun resmi dinyatakan sebagai Ketua Umum PP IMI periode 2011-2015.

Selamat Pak!


Suasana penghitungan(kiri atas). Enam calon ketua umum(kiri bawah). Nanan. Jika F1 bisa, MotoGP jadi mudah (kanan).
"Ganti Saya Bila Tidak Mampu"
Komjen Pol. Drs. Nanan Soekarna menjabat Wakapolri, Ketua Perbakin dan Ketua HDCI. Sekarang jadi Ketua Umum PP IMI periode 2011-2015. Kehadirannya diharapkan mampu membawa IMI sejajar dengan organisasi otomotif dunia dengan menghadirkan event kelas dunia ke Indonesia. Berikut penuturannya.    

“Saya tidak ada kepentingan pribadi untuk menjadi Ketua Umum IMI, tapi justru jadi pekerjaan tambahan. Karena demi tugas dan tanggung jawab, saya akan terima sepenuh hati. Kalau  menyimpang dari pesan munas, tolong ditegur. Sebagai ketua saya tidak ingin mengambil hak prerogratif, tapi saya kembalikan kepada forum untuk kerja sama membangun bersama”.

“Saya bukan manusia sempurna, saya menyadari ada kelemahan. Makanya, saya memilih keterbukaan agar saling bantu. Tanpa dukungan dari seluruh Pengprov, harapan dan instruksi Munas tidak bisa diwujudkan.

Di struktur IMI, Kapolri adalah pelindung. Dirlantas adalah penasehat. Kenapa kok masih ada intrik dalam perizinan? Kalau ada Kapolda, Kapolres, Dirlantas tidak kooperatif, laporkan ke saya. Sebagai Wakapolri, saya akan instruksikan ke mereka. Tentu ini bukan kepentingan pribadi, tapi kepentingan dan kemajuan bangsa khususnya dunia otomotif. Saya juga sudah dapat restu Kapolri”.

“IMI Pusat harus membesarkan dan menfasilitasi Pengprov. Bukan hidup dari iuran Pengprov. Pengprov bikin event kok setor ke pusat? Ini terbalik. Ini harus kita benahi bersama. 
Lalu, saya bertanya apa obsesi tertinggi di bidang otomotif. Mereka menjawab F1. Saya bilang, tarik ke Indonesia. Berat memang? Tapi dengan mensinergikan potensi yang ada kita pasti bisa. Bila F1 gampang, maka event lain seperti MotoGP bisa ditarik.” 

“Saat saya terpilih menjadi ketua Perbakin, harus membuat lapangan tembak terjelek di dunia jadi layak untuk gelaran dalam waktu 2 bulan. Dana Rp 2 miliar yang dijanjikan Menpora belum turun hingga sekarang. Toh akhirnya jadi juga. Itu karena bantuan teman-teman. Dan saya yakin, dengan bersinergi bersama pabrikan, sponsor, pemerintah dan media massa maka IMI bisa maju. Membawa IMI ke tingkat dunia. Dan bila saya terbukti tidak mampu, bikin saja Munaslub dan ganti saya.” (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa