Dilarang sembarang menangani
”Banyak penyebab kematian atau kelumpuhan serius bukan disebabkan karena kecelakaan itu sendiri. Tapi salah menangani saat lakukan pertolongan,” buka dr. Aviandy Sukarto MSc.SpKP ahli kedokteran komunitas.
Dr. Tandean Arif Wibowo yang sering menangani kecelakaan jatuh dari motor saat balap motor menambahkan. ”Jika ada korban jatuh, kita tidak boleh buru-buru mengangkat.”
Tandean menceritakan pengalamannya. Saat ada racer jatuh, banyak yang buru-buru mengangkat korban dan dipindahkan ke tempat aman. Ini bahaya! “Jika terjadi multiple trauma, alias luka yang banyak di tubuh, kita wajib curiga lehernya patah. Dengan begitu, neck-holder alias penyangga leher wajib dipasang,” wanti Tandean.
Ini harus diwaspadai, jika cedera patah leher dan langsung diangkat, sumbu tubuh alias zona tulang belakang akan tidak lurus. Tulang leher cedera dan bengkak akan menjepit syaraf dan mengakibatkan kelumpuhan. “Penyangga leher berguna agar kepala tidak bergerak ke kanan-kiri hingga tak ada syaraf terjepit,” katanya.
Sederhananya, jika kita bertemu korban jatuh di jalanan, ingat jalan pernafasan dan circulation alias sirkulasi pernafasan. “Coba tanya kesadarannya dengan cara menanyakan nama atau hari apa. Jika ia menjawab, artinya memang sadar dan jalan nafas dari hidung, tenggorokan ke paru-paru berjalan normal. Breathing atau pernafasan ini berhubungan dengan airway atau jalur nafas,” lanjut Arif lagi.
Dada yang naik turun menunjukkan kalau ia memang mampu bernapas. Sedang sirkulasi berkaitan dengan peredaran darah dan jantung. ”Yang ketiga ini memerlukan pengecekan detail,” pasti Tandean.
Dalam beberapa kasus, saat ada korban jatuh, ia tidak dibaringkan di tempat rata, diberi bantal atau malah kepala dipangku. Tidak lurusnya posisi ini membuat korban makin sulit bernafas dan bisa meninggal. Jika tidak memiliki pengetahuan memadai sebaiknya memang diamkan dan panggil petugas medis terdekat.
Jaga jalur pernafasan
Dalam situasi lain, kita sering menemukan kejadian korban diberi minum saat terbaring lemah di jalanan. Latar belakangnya tentu ketidak-tahuan tentang pertolongan pertama pada kecelakaan atau budaya kita yang sering memberi minum dalam situasi traumatis.
”Jangan! Kemungkinan ada darah beku atau muntahan yang tertelan bersama air. Akibatnya, paru-paru bisa tersumbat dan korban bisa gagal bernafas,” bilang Arif.
Dalam situasi yang sangat darurat dan sepertinya hanya patah tulang tangan kaki dan lainnya, penolong bisa ikut menangani. ”Yang pasti posisinya dibuat jadi tetap, seperti mengikatnya dengan kayu atau papan. Ini bisa meminimalisir cedera yang dialami,” tambah Sonny Soeng, pemerhati biker yang sering malakukan adventure bermotor ke tempat terpencil. (motorplus-online.com)
Editor | : | billy |
KOMENTAR