Baca berita tanpa iklan. Gabung Gridoto.com+

Refleks dan Konsentrasi Berkendara, Pelajaran Dari Simoncelli

billy - Jumat, 11 November 2011 | 08:00 WIB
No caption
No credit
No caption


Sikap ramah dan sabar hindari kecelakaan fatal
Siapapun tidak ingin mengalami atau masuk dalam situasi sulit. Termasuk ketika berkendara. Kejadian yang dialami tiga pembalap MotoGP dalam laga seri Sepang, Malaysia beberapa Minggu lalu masuk dalam katagori mustahil dihindari. Ketiganya adalah Colin Edwards, Valentino Rossi dan mendiang Marco Simoncelli.

“Ketiganya masuk dalam situasi yang sudah tidak bisa ngapa-ngapain. Sejago apapun refleks seorang pembalap, akan sulit dengan kondisi itu,” jelas Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting.

Situasi sulit yang dialami pembalap itu sangat mungkin dialami ketika berkendara sehari-hari. “Dalam situasi yang berbeda kondisi dan tingkat kesulitan tentunya,” kata pria ramah ini.

Karena itu dalam setiap pemaparan soal safety riding, Jusri selalu mewanti-wanti untuk lebih baik menghindari masuk dalam situasi sulit. “Defensive riding mengajarkan itu,” cetusnya.

“Berkendara dengan cara defensive, mengenal lebih dalam pentingnya tanggung jawab personal. Pengendara akan menjauhi sikap membahayakan dan perilaku buruk jalan raya, memutuskan bagaimana caranya menentukan bahwa suatu kecelakaan bisa dihindari,  serta bagaimana caranya menahan diri di jalan raya dan mengerti tentang formula menghindari kecelakaan,” seru Jusri.

Menghindari akibat fatal kecelakaan bisa dimulai dari persiapan berkendara. “Bayangkan saja. Pembalap MotoGP yang telah diprotect sedemikian aman bisa berakibat fatal. Apalagi pengendara yang menggunakan peranti safety gear minim. Apa jadinya?,” tanya Jusri lagi.

Itu sebabnya, sikap defensive kata Jusri, pengendara juga harus meminimalkan fatalistis dengan penggunaan perangkat berkendara yang sesuai dengan standar keselamatan berkendara. “Tidak pakai helm sembarangan. Sepatu menutup mata kaki juga sarung tangan kulit,” ungkapnya.

Made Surya menambahkan. Selain sikap tadi, mengasah kemampuan berkendara juga menjadi faktor yang sangat menentukan dalam menghindari terjadinya kecelakaan.

Asah kemampuan dan teknik berkendara sehingga terbiasa menghindari resiko buruk ketika berkendara. “Kemampuan yang bisa diasah misalnya keseimbangan, konsentrasi dan refleks,” tambah Made Surya yang safety riding instruktur dari PT Astra Honda Motor (AHM).

Kondisi mental dalam berkendara akan sangat mempengaruhi konsentrasi. Konsentrasi akan sangat berpengaruh jika pengendara dalam keadaan marah, bingung, sedih, kecewa, kesal dan bahkan kegembiraan yang berlebihan. Kondisi berlebihan ini dapat mengurangi rasa hati-hati dan waspada saat berkendara.

Untuk mendapatkan konsentrasi yang maksimal pada saat berkendara, Hari Wibowo dari Honda Tiger Miling List (HTML) ngasih tips sebagai berikut. Pertama hiindari sikap atau kepribadian agresif, tidak mau mengalah. Berikutnya, hindari juga berkendara dalam kondisi perasaan marah, sedih dan gembira yang berlebihan. “Juga bersikap sabar, selalu berusaha mengendalikan dan menahan diri,” rinci Bowo lebih lanjut.

Refleks sendiri sebenarnya bisa dilatih. “Bisa meniru para pembalap yang sering melakukan gerakan untuk pelemasan otot. Ini akan  menambah kekuatan tangan yang berfungsi menjaga handling berkendara. Ingat kebugaran tubuh akan membuat konsentrasi dan daya refleks pengendara tetap terjaga,” yakin Jusri.   (motorplus-online.com)

Editor : billy

Sobat bisa berlangganan Tabloid OTOMOTIF lewat www.gridstore.id.

Atau versi elektronik (e-Magz) yang dapat diakses secara online di : ebooks.gramedia.com, myedisi.com atau majalah.id



KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

loading
SELANJUTNYA INDEX BERITA
Close Ads X
yt-1 in left right search line play fb gp tw wa